INDONESIA BELUM OPTIMAL MANFAATKAN MEKANISME PEMBANGUNAN BERSIH
TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski punya banyak potensi Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM), Indonesia baru meloloskan 3 proyek yang teregistrasi di Badan Eksekutif CDM Dunia selama 2009. ""Indonesia punya banyak potensi, tapi prosedurnya harus dibuat simpel dan mudah bagi pebisnis untuk mengaksesnya,"" ungkap Senior Ahli Manajemen Sumber Daya Alam Bank, Duni Timothy H. Brown, di kantornya, Selasa (15/9).
Data Komisi Nasional Mekanisme Pembangunan Bersih menunjukkan selama 2005-2009 baru 104 proyek yang setujui. Dari ke-104 proyek tersebut, total baru 24 proyek yang teregistrasi di Badan Eksekutif CDM dunia.
Timothy menuturkan CDM merupakan proyek potensial untuk mendatangkan uang dalam waktu cepat ketimbang Pengurangan Emisi dari Deforestrasi dan Degradasi (REDD). Tapi tampakanya prosedur yang terlalu sulit, menunjukkan perkembangan yang tidak menggembirakan. Ia menyarankan pemerintah menyederhanakan prosedur, tanpa mengurangi esensinya.
Contohnya adalah, kata Timothy, dengan menggunakan Dewan Nasional Perubahan Iklim yang memsertifikasi. Dalam situs Komisi Nasional Mekanisme Pembanguan Bersih, proposal proyek harus melalui dua kali rapat internal komisi, satu kali evaluasi tim teknis dan juga pertimbangan putusan dari pemangku kepentingan. ""CDM adalah investasi jangka panjang,"" urai Timothy. Indonesia sangat berpeluang menambah kredit karbon dari proyek CDM di bidang transportasi dan energi.
Adapun REDD, ia melanjutkan, pemerintah Indonesia perlu memperbaiki manajemen hutan. ""Deforestrasi harus berkurang, kalau ingin meraup jutaan dollar,"" jelasnya. (DIANING SARI)