IKAN MOLA-MOLA TERDAMPAR DI MUARA SUNGAI WAEHONG, TELUK AMBON
Oleh: Abdul Maskur Marasabessy/MPA and Biodiversity Officer Seram Seascape
Jumat, 11 Januari 2019, seekor ikan mola-mola atau ocean sunfish (Mola sp) ditemukan mati di muara Sungai Waehaong yang bersebelahan dengan gedung Islamic Center. Ikan mola-mola tersebut ditemukan ketika laut sedang surut. Ukuran ikan yang besar dan bentuknya yang aneh, membuat warga sekitar Waihaong mulai bekrumpul dan mengunggah gambar ikan matahari terdampar tersebut di sosial media.
Tim WWF-Indonesia, Abdul Maskur Marabessy (Aqul) yang mendapatkan informasi tersebut dari instagram, langsung meluncur ke lokasi untuk membantu melakukan penanganannya. Ketika sampai di lokasi pukul 10.50 WIT, masyarakat sudah mulai memotong ikan tersebut menjadi beberapa bagian untuk mempermudah pembuangan bangkai ke laut. “Namun, sebelum warga melanjutkan pemotongan saya meminta izin untuk melakukan pengukuran morfometrik terlebih dahulu” ujar Aqul.
Panjang total ikan tersebut 250 cm dengan lebar 130 cm. Jika mengikuti panduan penanganan mamalia laut terdampar, kondisi ikan mola-mola tersebut diklasifikasikan ke dalam kode 2 yaitu baru saja mati dan belum terjadi pembengkakkan (fresh dead). Sebelumnya, tiga orang warga Waehaong, Ari Mahulette, Ojo dan Sam sudah berusaha untuk menarik bangkai ikan ini ke laut, dengan cara mengikat tali di kepalanya. Ukuran ikan yang besar dan berat membuat mereka tidak bisa menarik ikan tersebut. Ditambah lagi kondisi laut surut membuat jarak ke laut menjadi semakin jauh, sehingga upaya penenggelaman bangkai ikan mola-mola tidak dapat dilakukan.
“Kami mencoba melakukan penguburan bangkai tersebut di pinggir pantai. Tapi ternyata hal tersebut juga sulit dilakukan karena bobot ikan yang sangat berat. Tidak banyak juga orang yang mau bantu, mereka hanya lalu-lalang untuk mengambil foto lalu pergi” jelas Ari Mahulette. Akhrinya, mereka berinisatif untuk memotong ikan ini menjadi beberapa ukuran kecil, lalu membuangnya ke laut. Ada informasi yang mereka dapat bahwa ikan mola-mola tersebut tersangkut di jaring nelayan.
Beberapa menit kemudian, Syahril Wally, seorang nelayan mendatangi lokasi, dia baru saja membeli jaring ukuran 2,5 inchi untuk mengganti jaringnya yang rusak. Syahril bercerita, pada pukul 5 pagi dia dan kedua rekannya sedang menangkap ikan lema dengan menggunakan jaring insang hanyut di sekitar pelabuhan perikanan Tantui. Setelah jaring selesai ditebar, ada sesuatu yang mencoba melompat dari dalam air. Syahril dan rekannya mengecek jaring mereka, ternyata ikan potong buang (sebutan nelayan lokal untuk ikan mola-mola) yang terjerat jaring dan menarik jaringnya ke dalam laut.
Perairan Tantui yang keruh dan cukup dalam membuat Syahril harus pergi ke tempat yang lebih dangkal untuk melepaskan ikan mola-mola tersebut dari jaring. Ia menyalakan kapal Katinting yang berkekuatan 5,5 dan menarik ikan yang masih tersangkut jaring tersebut ke daerah Wahaong. Setelah ditarik kurang lebih 2,8 km, mereka memotong jaring dan melepaskan ikannya. “ikan tersebut terlihat kelelahan, matanya jadi putih dan tidak mau berenang ke laut” ujar Syahril.
Mereka mencoba menggiring ikan tersebut ke laut dengan menggunakan tangan. Merasa ikannya sudah berhasil berenang lagi, ia pun pergi ke daratan untuk memberi jaring baru. Namun, beberapa jam kemudian Syahril mendengar warga berkumpul di pantai karena menemukan ikan aneh yang besar. Barulah Syahril mengetahui bahkan ikan mola-mola tersebut akhirnya mati dan terbawa arus surut ke pantai.
Ikan mola-mola adalah ikan yang hidup di iklim sedang dan tropis. Di Indonesia, salah satu tempat migrasinya adalah wilayah Nusa Penida, Bali. Mereka membersihkan dirinya dari parasit dengan bantuan ikan-ikan karang sekaligus berjemur untuk mendapatkan sinar matahari, untuk menyesuaikan suhu tubuh setelah terlalu lama berada di kedalaman. Meskipun tubuhnya pipih, ikan purba yang termasuk ke dalam filter feeder ini bisa berbobot hingga 1000 kg. Ikan Mola-Mola merupakan salah satu dari 20 spesies prioritas perlindungan pada tahun 2015-2019 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.