HARGA KOPI DUNIA NAIK, EKSPOR INDONESIA MALAH MEROSOT
Jakarta - Lonjakan kenaikan harga kopoi di pasar dunia ternyata tak bisa dimanfaatkan para petani kopi Indonesia untuk mendongkrak volume ekspor. Lantaran, produksi kopi dalam negeri malah sedang turun.
Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan, Yamanah AC menyatakan, ekspor kopi Indonesia sedang turun karena produksinya juga menurun akibat panen yang tertunda karena pengaruh perubahan iklim. ""Padahal saat iniharga sedang naik,"" katanya di Jakarta, Selasa.
Menurut data Kementerian Perdagangan, ekspor kopi pada periode Januari-April 2010 mengalami penurunan dibanding Janu-ari-April 2009. Menurut data kementerian, volume ekspor kopi selama periode Januari-April 2010 hanya sebanyak 83.903.334 kilogram, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2009 sebesar 106.385.484 kilogram.
Nilai ekspor kopi selama periode Januari-April 2010 mencapai USS 158,6 juta, lebih rendah dibandingkan nilai ekspor kopipada periode yang sama tahun 2009 yang mencapai USS 199,8 juta.
Terkait dengan hal itu, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEK1), Rachim Kar-tabrata, mengatakan, penurunan nilai ekspor pada periode Januari-April karena stok kopi pada 2009 tinggal sedikit.
""Stok kopi pada 2009 sudah hampir habis terjual karena pada tahun tersebut harga kopi sedang tinggi yaitu mencapai 2,2 dolar per kilogram,"" kata dia. Rachim menambahkan nilai ekspor kopi pada 2009 bisa menembus USS 700juta.
Melihat kondisi kinerja ekspor kopi pada caturwulan pertama 2010 yang menurun dibanding periode yang sama tahun 2009, dia pesimis pencapaian nilai ekspor 2010 bisa menyamai kinerja pada 2009 karena sekarang kopi susah dicari, kalau ada harganya juga mahal.
Rachim mengatakan gangguan pasokan kopi terjadi karena panen kopi terganggu perubahan iklim. Faktor itu pula yang membuat dia tidak bisa memprediksi kapan pasokan kopi di tanah air kembali normal.
Namun dia berharap nilai ekspor kopi tahun ini setidaknya bisa mencapai USS 500 juta.
Lebih lanjut, Rachim menjelaskan, harga kopi robusta di pasar internasional naik sejak sepekan lalu dari 1,4 dolar per kilogram menjadi USS 1,6 per kilogram.
Harga kopi arabica, imbuh dia, mencapai dua kali lipat dari harga kopi robusta yakni 3,2 dolar per kilogram. ""Kopi arabica produksi Indonesia adalah Arabica spesial yang harganya lebih tinggi 30% daripada arabica biasa,"" ujarnya. (kun)