HALAU PEMANASAN KOTA DENGAN ATAP PUTIH
SUHU udara di kota-kota besar menghangat. Itujah fenomena yang populer dengan sebutan urban heat island effect. Lantas bagaimana cara untuk memerang-inya? Cukup cat putih. Tips tersebut bergaung dari Negeri Paman Sam, setelah ilmuwan di sana menggelar simulasi atap putih untuk memantulkan panas matahari yang jatuh ke bumi.
Mereka menggunakan pemodelan komputer versi terbaru untuk menyi-mulasikan jumlah radiasi matahari yang terserap atau dipantulkan kembali oleh infrastruktur di kota. Di ujung simulasi yang menggunakan wujud ideal dari setiap infrastruktur kota tersebut, mereka sampai pada kesimpulan apabila setiap atap tertutup rapat dengan cat .putih, urban heat island effect bisa berkurang hingga sepertiga.Pengurangan sebesar itu dapat mendinginkan kota-kota besar di dunia hingga kisaran 0,4 derajat celsius, khususnya sepanjang musim panas.
Walaupun sang ilmuwan sendiri ragu dengan kelayakan inisiatif ini-sebab belum semuanya dibuktikan-Menteri Energi Amerika Serikat (AS) Steven Chu dan sejumlah pembuat kebijakan secara politis menganjurkan warga kota memutihkan atap mereka. ""Penggunaan atap putih paling tidak teorinya, efektif mengurangi panas di perkotaan,"" kata Keith Oleson, ilmuwan di balik inisiatif ini.Namun, peneliti asal National Center for Atmospheric Research (NCAR) di Boulder, AS, itu menyergah, sebelum seluruh warga kota diminta memutihkan atap, sebaiknya dilakukan investigasi.
Kawasan perkotaan sangat sensitif terhadap perubahan iklim, khususnya kalau urban heat island effect menguat. Jalanan beraspal, atap terpentin, dan permukaan artifisial lain membuat infrastruktur kota besar menyerap panas matahari sehingga kaum urban jadi semakin kegerahan. Suhu di kota bisa meningkat 1-3 derajat celsius daripada suhu di perdesaan.""Itu sebabnya penting sekali memahami penguatan perubahan iklim dan dampaknya terhadap kota-kota besar. Sebab kawasan perkotaan ialah hunian terpadat di planet ini,"" timpal Gordon Bonan, ilmuwan NCAR lain yang juga terlibat dalam demonstrasi atap putih, seperti dikutip dari Livescience.
Laporan demonstrasi atap putih yang akan terbit di jurnal Geophysical Research Letters itu sebenarnya hanya dilandaskan pada teori bahwa permukaan yang putih memantulkan sebagian besar cahaya yang diterimanya. Sementara itu, permukaan hitam menyerap hampir seluruh cahaya tersebut. Adapun jumlah cahaya yang dipantulkan sebuah permukaan dikenal dengan sebutan albedo.Oleson menambahkan, atap putih juga bisa mendinginkan suhu di dalam bangunan sehingga memangkas energi yang terbuang untuk pendingin ruangan. Itu berarti konsumsi bahan bakar fosil yang menyebabkan pemanasan global lewat emisi gas rumah kaca bakal berkurang.
""Tentu saja persoalannya tidak se-simpel memutihkan atap lantas otomatis seluruh kota mendadak sejuk,"" kata Oleson. Lokasi kota, kerapatan atap, dan konstruksi bangunan juga punya peranan. Tiga hal itu ikut menentukan seberapa besar pendinginan yang dihasilkan dari pemutihan atap.Para ilmuwan atap putih di akhir laporan menyelipkan catatan pinggir. Bahwa hasil penelitian ini sekadar tinjauan hipotetis terhadap sejumlah kota. Efek pendinginan yang sesungguhnya bisa lebih kecil daripada perkiraan dalam laporan sebab debu dan cuaca menyebabkan cat putih di atap lama-kelamaan pudar dan kusam. (Ccr/M-8)