GLOBAL TIGER DAY: MENINGKATKAN HARAPAN BAGI HARIMAU SUMATERA
Jakarta – Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) terancam oleh beberapa jenis tekanan seperti konflik dengan manusia, perburuan dan perdagangan ilegal, serta kehilangan dan fragmentasi habitat. Laju kehilangan habitat mencapai 5.9% per tahun, termasuk yang terparah dibandingkan dengan yang dialami anak jenis harimau yang hidup di negara lain. Setiap tahunnya Pulau Sumatera kehilangan lebih dari 500 ribu ha hutan dan berganti menjadi area budidaya. Sementara itu, menurut Daftar Merah IUCN tahun 2008, sebanyak 51 ekor harimau sumatera terbunuh setiap tahunnya yang mana 76% merupakan akibat perdagangan gelap. Kondisi ini diperparah dengan kebakaran hutan pada bulan Juni lalu, dimana sebaran 42% hotspot di Riau berada di hutan alam habitat harimau.
Menyambut Global Tiger Day yang jatuh pada hari ini (29/7), WWF-Indonesia kembali menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk memperbaiki kondisi habitat yang semakin kritis serta memaksimalkan pencegahan serta penegakan hukum terhadap perburuan dan perdagangan harimau Sumatera.
Direktur Program Hutan, Spesies dan Air Tawar WWF-Indonesia, Anwar Purwoto, menekankan, ”Pemerintah Indonesia telah turut berkomitmen bersama para pemimpin negara-negara habitat harimau untuk memulihkan harimau sumatera dengan meningkatkan populasinya dua kali lipat pada tahun 2022 dibandingkan kondisinya tahun 2010”. Lanjutnya, “Waktu berjalan terus dan kita sudah berada pada seperempat waktu perjalanan. Untuk itu pemerintah perlu mempercepat langkah-langkah pelaksanaan strategi penyelamatan populasi harimau Sumatera agar dapat mencapai target tersebut.”
Pada Global Tiger Day dan Global Ranger Day tahun 2012, WWF-Indonesia bersama dengan jaringan WWF-Internasional meluncurkan aksi publik mengirimkan kartu pos dari publik di seluruh dunia kepada para polisi hutan (jagawana) yang bertugas menjaga hutan habitat harimau. Dari Indonesia, Bapak Rusli Siregar bersama dengan rekan-rekannya dari Suaka Margasatwa (SM) Rimbang Baling, Riau, menerima kartu pos sebanyak 520 buah dari 15 negara. Kisah Pak Rusli dan rekan-rekan polisi hutan dalam menjalankan tugas berat dengan fasilitas terbatas, sangat menyentuh hati masyarakat internasional.
Selain melakukan penggalangan dukungan melalui pengiriman kartu pos, WWF-Indonesia juga membantu pemerintah untuk pengelolaan yang lebih baik beberapa kawasan habitat penting harimau sumatera, termasuk SM Rimbang Baling. Bersama dengan pemerintah dan masyarakat, WWF-Indonesia mendukung pengelolaan kawasan habitat kunci bagi harimau tersebut dengan patroli, memasang beberapa papan informasi, membangun pos jaga, melaksanakan pemantauan dengan kamera otomatis, serta mendirikan stasiun lapangan yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan penelitian dan pendidikan konservasi. Selain itu, WWF Tigers Alive Initiative juga menyumbangkan sebuah sepeda motor yang dilengkapi dengan peralatan navigasi bagi polisi hutan SM Rimbang Baling untuk menjalankan tugasnya dengan lebih baik.
Koordinator konservasi gajah dan harimau WWF-Indonesia, Sunarto, menyatakan,”Untuk mencegah kerusakan habitat dan perburuan harimau, kita memerlukan lebih banyak polisi dan teknisi kehutanan berada di lapangan."" Lanjutnya, “Selama ini WWF juga terus mendorong dan membantu Kementerian Kehutanan untuk menciptakan pengelolaan kawasan lindung yang lebih baik melalui partisipasi aktif masyarakat. Hutan Sumatera tak hanya penting bagi keberlangsungan hidup satwa khas Sumatera seperti harimau, tetapi juga menjadi penyangga kehidupan manusia. Oleh sebab itu, semua pihak semestinya turut mengambil peran aktif untuk pemulihannya.”
Salah satu upaya nyata bagi perlindungan habitat harimau Sumatera adalah dengan mempertahankan dan bahkan menambah luasan hutan alam, bukannya dengan membiarkan hutan alam semakin berkurang. Pemulihan habitat harimau seharusnya menjadi komitmen bersama segenap komponen bangsa.
Masyarakat luas dapat dan perlu turut berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan satwa langka. Akibat dari kegiatan atau apa yang kita konsumsi sehari-hari, langsung maupun tidak langsung turut menyebabkan keterancaman harimau Sumatera dan hutan di Indonesia. Oleh sebab itu, menjaga kelestarian satwa kebanggaan nasional tak hanya tanggung jawab Kementerian Kehutanan atau masyarakat sekitar hutan, namun juga segenap bangsa Indonesia. Kelestarian atau keterancaman harimau dan lingkungan adalah indikator dari martabat dan jati diri bangsa.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kontak:
- Diah R. Sulistiowati, Forest-Species-Freshwater Program Communication Coordinator WWF-Indonesia. dsulistiowati@wwf.or.id
- Sunarto, Elephant & Tiger Conservation Coordinator WWF-Indonesia, sunarto@wwf.or.id
Catatan untuk Editor.
- Sebanyak 13 negara wilayah jelajah harimau menetapkan Global Tiger Day pada Konferensi Tingkat Tinggi Harimau di St. Peterseburg, Rusia tahun 2010. Global Tiger Day ini bertujuan meningkatkan kesadartahuan dan dukungan masyarakat terhadap konservasi harimau dunia di alam.
- Pada periode 1-23 Juli 2013 saja terdapat 1199 titik hotspot di Sumatera (mengggunakan Satelite NOAA-18), terbanyak berada di Riau yaitu, 9999 titik, yang sebagian besar (58%) berada di kawasan konsesi, sedangkan sisanya (42%) berada di luar konsesi.
- Ikuti tagar #GlobalTigerDay dan akun twitter @WWF_ID untuk mengetahui lebih lanjut tentang Global Tiger Day.
Tentang WWF-Indonesia
WWF-Indonesia merupakan LSM konservasi alam terbesar dan tertua di Indonesia yang telah memulai kegiatannya sejak tahun 1962. Hingga saat ini, WWF-Indonesia bekerja di 28 kantor wilayah dari Aceh dan Papua dan memiliki lebih dari 400 staf. Sejak tahun 2006, organisasi ini didukung oleh lebih dari 54,000 supporter dari seluruh Nusantar. Info lebih lanjut, silakan kunjungi www.wwf.or.id
Dukung dan bantu pelestarian Harimau Sumatera dengan berdonasi mulai dari Rp.100.000 per bulan!
Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) adalah harimau terakhir Indonesia setelah harimau Bali pada dekade 40-an dan harimau Jawa pada dekade 80-an dinyatakan punah.
Diperkirakan populasi yang tersisa di habitat alaminya hanya 300 - 400 ekor dan jumlahnya akan terus berkurang apabila kerusakan hutan Sumatera terus berlanjut. Kepedulian terhadap masa depan ""Raja Hutan"" di habitat alaminya mendorong WWF-Indonesia terus melakukan upaya terpadu untuk melindungi harimau Sumatera.
WWF WARRIOR
Lindungi spesies yang terancam punah beserta habitatnya dengan menjadi WWF Warrior. Bergabunglah dengan berdonasi mulai dari Rp.100.000/perbulan
SAHABAT SATWA
Bantu keberlangsungan hidup satwa-satwa Indonesia ini serta hutan tempat tinggalnya, dan bergabunglah menjadi sahabat satwa dengan berdonasi mulai dari Rp.100.000 perbulan
GURANO BINTANG
Mari bantu Kapal Gurano Bintang dan para sukarelawan dalam memberikan pendidikan lingkungan dan bantuan nutrisi bagi anak-anak di desa sekitar Teluk Cendrawasih, Papua dengan berdonasi mulai dari Rp 150.000
- Rp 150.000
Penambahan Donasi:
Rp