GANDENG SEKTOR SWASTA, 1.917 PEMBUDIDAYA PERIKANAN SKALA KECIL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
Jepara, 6 Juni 2023 - Empat perusahaan yang bergerak dibidang inovasi dan teknologi budidaya perikanan menerima hadiah atas keberhasil penjualan dan penyewaan alat, PT Multidaya Teknologi Nusantara (eFishery), PT Venambak Kail Dipantara, CV Republik Vannamei, dan PT Bumi Wirasatraya Sejahtera. Hadiah berupa insentif dengan total 159.101,39 US Dollar atau kurang lebih 2,3 miliar rupiah ini diberikan pada acara penutupan dan pembelajaran kompetisi tahun kedua AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project.
Lebih dari 90% tambak budidaya perikanan di Indonesia merupakan tambak tradisional dengan luasan sebesar 522.600 ha. Tidak semua tambak tradisional ini aktif beroperasi, 56% nya merupakan tambak idle atau berubah fungsi. Tambak tradisional identik dengan produktivitas yang rendah, pemanfaatan sumber daya yang ada seperti lahan dan air, tidak sebanding dengan hasil panen yang diharapkan. Untuk dapat meningkatkan produktivitas, intensifikasi pun dibutuhkan melalui peningkatan pengelolaan dan juga sistem budidaya. Di sisi lain, pembudidaya tradisional memiliki banyak keterbatasan diantaranya adalah akses teknologi. Selama ini ketergantungan yang tinggi untuk peningkatan akses dan kapasitas bertumpu pada program pemerintah yang ada. Ketidak efisiensian praktek budidaya perikanan sekala kecil ini selain berdampak pada produktifitas hasil budidaya, namun juga berdampak pada lingkungan (pemborosan sumber daya, pencemaran, kerusakan ekosistem, dll) yang juga akan berdampak pada kelangsungan usaha pembudiaya sendiri. Hal ini juga di tandai dengan adanya ratusan hingga ribuan hektar lahan tambak yang terbengkalai karena salah satu penyebab utamanya adalah turunnya daya dukung lingkungan.
Kompetisi ini memberikan hadiah kepada sektor swasta untuk setiap teknologi aerator dan/atau auto-feeder yang dijual atau disewa oleh pembudidaya skala kecil sebagai salah satu tehnologi Utama bagi budidaya perikanan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan pembudidaya, dan memperkuat hubungan rantai nilai antara penyedia teknologi budidaya dengan pembudidaya skala kecil.
“Setelah melewati kompetisi tahun pertama yang dihadapi dengan pandemi COVID-19, kami melihat adanya peningkatan yang signifikan pada capaian para peserta kompetisi dan adopsi teknologi oleh pembudidaya skala kecil di kompetisi tahun kedua ini. Tujuan dari acara hari ini adalah untuk membagikan pelajaran yang didapat, serta menyerahkan hadiah secara simbolis kepada empat peserta yang berhasil memenuhi syarat penjualan dan penyewaan teknologi di tahun kedua,” ujar Kimya Nia, selaku perwakilan dari Sekretariat AgResults.
Terdapat 547 unit alat terjual dan 3.650 unit alat yang disewakan kepada pembudidaya skala kecil di Jawa maupun luar Jawa, dengan target komoditas budidaya tertinggi adalah ikan nila, ikan lele, diikuti udang vannamei dan ikan patin. Indra, seorang pembudidaya dari Tegal mengungkapkan bahwa dengan menggunakan teknologi autofeeder, produktivitas meningkat terlihat dari penggunaan pakan yang lebih efisien, dari yang sebelumnya FCR (Feed Conversion Ratio) di atas 1,4 dapat ditekan menjadi 1,2. “Penggunaan alat ini juga dapat memperpendek siklus budidaya,” ungkap Indra.
Dr. Imam Musthofa Zainudin selaku Direktur Program Kelautan dan Perikanan Yayasan WWF Indonesia menyampaikan “Peningkatan produktifitas budidaya secara mandiri oleh pembudidaya membutuhkan dukungan berbagai sektor pendukung yang terlibat dalam rantai nilai budidaya, seperti ketersediaan bibit berkualitas, teknologi pendukung budidaya, pendampingan dan ketersediaan standar operasional prosedur maupun panduan budidaya yang baik untuk mendukung kelangsungan usaha budidaya perikanan dan lingkungan/ekosistem yang sehat.”
Melalui kegiatan ini 1.917 pembudidaya skala kecil telah mengadopsi teknologi untuk produksi komoditas budidaya sehingga penggunaan sumber daya diharapkan lebih efisien. Input aerator dapat mengefisienkan penggunaan air dan lahan, sedangkan penggunaan auto-feeder dapat mengefisienkan penggunaan pakan. Efisiensi ini juga dapat menjaga keberlanjutan usaha budidaya. Selain meningkatkan produktivitas dan pendapatan pembudidaya skala kecil, efisiensi ini dapat menjaga keberlangsungan usaha budidaya perikanan.
Proyek ini diselenggarakan atas dukungan secretariat AgResults yaitu Deloitte dengan pendanaan Australia Government, Bill and Melinda Gates Foundation, Kanada Government, UKAID, USAID, dan World Bank Group.
[SELESAI]
Untuk informasi lebih lanjut:
• Salsabila Ghina Utami, Agresult Administration WWF Indonesia 0813-3721-8883 | agresults-admin@wwf.or.id
• Karina Lestiarsi, Communication, Campaign & PR Team WWF-Indonesia 0852-181-616-83 | klestiarsi@wwf.id
Tentang AgResults
AgResults adalah inisiatif kolaboratif senilai 152 juta dolar AS antara pemerintah Australia, Kanada, Britania Raya, Amerika Serikat, Bill and Melinda Gates Foundation, dan World Bank Group yang memanfaatkan kompetisi berhadiah untuk mendorong sektor swasta agar dapa menghadapi hambatan pasar dan menghasilkan perubahan jangka panjang. Melalui model pay-for-results yang diinisiasi oleh AgResults, kompetisi-kompetisi tersebut mendorong para pelaku usaha untuk mencapai titik hasil yang telah ditentukan serta kualitas untuk menerima hadiah intensif berupa uang.
Tentang Yayasan WWF Indonesia
Yayasan WWF Indonesia adalah organisasi masyarakat madani berbadan hukum Indonesia yang bergerak di bidang konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan, dengan dukungan lebih dari 100.000 suporter. Misi WWF-Indonesia adalah untuk menghentikan penurunan kualitas lingkungan hidup dan membangun masa depan di mana manusia hidup selaras dengan alam, melalui pelestarian keanekaragaman hayati dunia, pemanfaatan sumber daya alam terbarukan yang berkelanjutan, serta dukungan pengurangan polusi dan konsumsi berlebihan.
Untuk berita terbaru, kunjungi www.wwf.id, www.wwf.id/IndonesiaAquaculture dan ikuti kami di Twitter @WWF_id | Instagram @wwf_id |Facebook WWF-Indonesia | Youtube WWF-Indonesia | Line Friends WWF Indonesia.