ELEPHANT FLYING SQUAD BANTU LESTARIKAN GAJAH SUMATRA
Mengusung HOPE for LIFE, Gelang Harapan ingin mengajak masyarakat luas untuk peduli pada upaya pelestarian Gajah Sumatera. Gelang Harapan yang diprakarsai oleh Wulan Guritno, bersama dua sahabatnya, Janna Soekasah Joesoef dan Amanda Soekasah bertujuan mengajak publik supaya peduli dan berperan aktif dalam menyebarkan harapan di segala aspek kehidupan.
Niat baik tersebut berawal dari kunjungan Wulan Guritno, Janna Soekasah Joesoef, dan Amanda Soekasah ke Taman Nasional Tesso Nilo pada Agustus 2018 silam. Ketiganya melihat secara langsung kegiatan Tim Elephant Flying Squad di habitat asli Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus). Elephant Flying Squad atau Tim Patroli Gajah adalah sebuah tim yang terdiri dari perawat gajah/mahoutdan gajah terlatih. Tim yang diperkenalkan oleh WWF-Indonesia dan Balai Taman Nasional Tesso Nilo sejak 2004 ini bertugas melakukan penghalauan gajah liar untuk mencegah gajah memasuki kebun masyarakat, sehingga dapat mengurangi konflik antara gajah dan manusia.
Untuk mendukung keberlangsungan Tim Elephant Flying Squad, Gelang Harapan mengadakan penggalangan dana melalui “HOPE for LIFE CHARITY NIGHT for SUMATRAN ELEPHANT” yang diselenggarakan di Hotel Monopoli Jakarta, pada Senin (03/12). Acara tersebut diisi dengan kegiatan lelang dan pameran berbagai karya seni dan foto yang diramaikan oleh para seniman dan fotografer yang memiliki kepedulian terhadap alam, di antaranya Angki Purbandono, Julian Latif, Naufal Abshar, Nasirun, Labadiou Piko, Monica Hapsari, Uji Hahan Handoko, Pierre Guillaume, Cinanti Astria Johansyah dari ROH Projects, Taufan Syariftan dari Indonesian Wildlife Art, Ted Van Der Hulst, dan Salvita de Corte. Antusiasme tamu undangan sangat tinggi untuk mendukung pelestarian Gajah Sumatera. Hal ini terlihat dari banyaknya karya seni yang berhasil dilelang. Keuntungan dari hasil lelang karya seni tersebut disumbangkan melalui WWF-Indonesia untuk membantu operasional Tim Elephant Flying Squad.
Dalam konferensi pers yang berlangsung sebelum malam penggalangan dana, Amanda Soekasah mengatakan bahwa kehadiran Elephant Flying Squad sangat penting dalam mencegah konflik antara gajah dan manusia. “Tesso Nilo merupakan kawasan konservasi gajah karena dinilai sebagai habitat gajah yang relatif baik. Namun karena konversi hutan alam dalam skala besar, populasi gajah kini terpecah-pecah dalam kelompok lebih kecil yang dapat berpotensi memunculkan konflik antara manusia dan gajah.”
Wulan Guritno pun menambahkan, “Orang tahunya bahwa gajah masuk perkebunan dan membuat kerusakan. Padahal sebenarnya, gajah hanya mengikuti daya ingatnya akan wilayah jelajahnya. Kurangnya pengetahuan tentang gajah inilah yang membuat satwa kharismatik ini malah disebut hama. Melalui acara ini, kami ingin agar makin banyak orang mengenal gajah, tahu peran penting gajah bagi ekosistem, dan kemudian timbul kepedulian untuk menjaganya.”
Pada kesempatan tersebut, diluncurkan juga bracelet of LIFE, multifunctional headwear, dan boneka gajah bertema Elephant Flying Squad. Seperti produk Gelang Harapan lainnya, produk ini juga menggunakan bahan sisa produksi baju-baju rancangan desainer Ghea Panggabean. Masyarakat luas juga dapat turut berkontribusi untuk pelestarian Gajah Sumatera dengan membeli produk tersebut.
“Hubungan yang sangat kuat antara mahout dan gajah di Tim Elephant Flying Squad yang menginspirasi Gelang Harapan untuk membuat multifunctional headwear ini. Karena hubungan yang kuat itulah, mereka dapat melakukan tugas patroli dengan baik. Kami ingin agar masyarakat, bahkan anak-anak dapat merasakan ikatan yang kuat juga dengan gajah,” terang Janna Soekasah.
Malam penggalangan dana itu juga turut dihadiri oleh mahout tim Elephant Flying Squad yang diwakili oleh Adriyanto dan Tengku Asril. Mereka bercerita tentang tugas dan keseharian mahout dalam merawat gajah-gajah Flying Squad dan tugas penggiringan gajah liar yang mereka lakukan untuk mengurangi konflik antara gajah dan manusia. Edi Irawan, seorang staf WWF-Indonesia yang mendedikasikan dirinya untuk melakukan reforestasi di hutan Tesso Nilo juga turut hadir untuk berbagi cerita tentang habitat asli Gajah Sumatera dan upaya untuk melestarikannya.