EKSHIBISI HUT PEMERINTAH PAPUA BARAT DAYA: MEMBUKA PELUANG PEMASARAN PRODUK MASYARAKAT TERPENCIL
Dalam rangka memperingati hari jadi Provinsi Papua Barat Daya yang diperingati tanggal 17 November, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menggelar Ekshibisi selama 3 hari yang dilaksanakan pada 16 sampai dengan 18 November 2023. Ulang tahun Papua Barat Daya yang pertama ini dirayakan dengan serangkaian seminar, pagelaran seni dan pameran produk-produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang diselenggarakan di sekitar kantor pemerintah Papua Barat Daya (PBD).
Dalam kegiatan ekshibisi tersebut, WWF-Indonesia turut berpartisipasi dengan mengenalkan produk-produk dampingan masyarakat di beberapa wilayah antara lain tas anyaman dari kelompok Toweuw Kampung Nanggouw; permen dan selai pala dari Kelompok Ayawata Nikiwar dari Kampung Kampung Werianggi; teh sarang semut dari Kampung Sarbe; kukis sagu dari Kampung Yakati; tas anyaman dari Kampung Aisandami ; dan paket ekowisata Kampung Womom – Resye.
Tidak hanya diikuti oleh para UMKM, namun eksibisi ini turut diikuti pula oleh pPerusahaan-perusahaan, pemerintah daerah di lingkup Papua Barat, serta lembaga keuangan seperti Bank Indonesia dan Bank Papua. Produk-produk yang dikenalkan juga bervariatif mulai dari makanan, minuman, kerajinan tangan, jasa pernikahan hingga skema kredit yang umum ditawarkan oleh lembaga keuangan.
WWF-Indonesia melihat kesempatan ini sebagai peluang untuk mengenalkan kegiatan-kegiatan konservasi yang telah dilakukan di tanah Papua sejak tahun 1979. Oleh karena itu, pada kegiatan ini WWF-Indonesia bekerja sama dengan tujuh (7) UMKM dampingan WWF-Indonesia dan mitra VCA (Voice for Just Climate Action) menampilkan produk-produk olahan dan kerajinan tangan hasil hutan bukan kayu.
Selain menampilkan kerajinan tradisional, ekshibisi ini juga diselingi dengan talkshow bertemakan literasi UMKM dan skema keuangan. Selain itu, dilakukan pula kegiatan demo masak pengolahan buah pala menjadi produk permen, sari dan selai dari Kampung Werianggi serta demo pengolahan kulit kayu menjadi tas atau noken khas Kampung Nanggouw.
Dominggas Yesnath, Ketua Kelompok Toweuw merasa senang terlibat dalam ekshibisi ini karena selama mengikuti pameran memperoleh hasil penjualan sebesar 2,5 juta rupiah. “Saya senang kitong pung kerajinan bisa terjual di pameran ini, ini pertama kali saya ikut kegiatan seperti ini, besok-besok tong mau juga “, ungkap mama Minggas (sebutan familiar Dominggas).
Pengunjung ekshibisi umumnya membeli produk-produk yang unik dan mudah dibawa kemana-mana, beberapa produk yang menjadi unggulan di booth WWF-Indonesia adalah permen pala, selai pala, tas kulit kayu, kukis sagu dan teh sarang semut.
Melalui ekshibisi ini, pemerintah Provinsi Papua Barat Daya mencanangkan pengembangan UMKM dengan konsep ekonomi berkelanjutan. Harapannya melalui giat ekshibisi Papua Barat Daya dapat meningkatkan pertumbuhan UMKM khusunya dikalangan anak muda dan meningkatkan investasi hijau untuk pembangunan ekonomi di Papua Barat Daya.