ECO CAMP 2009: AJAK ANAK BERSAWAH DAN MENGENAL BIODIVERSITY
Oleh: Masayu Yulien Vinanda
Sukabumi (03/07)-Program tahunan unit EE (Environmental Education) WWF-Indonesia, Ecocamp berupa liburan anak dengan memanfaatkan alam dan lingkungan, kembali digelar untuk yang ke-9 kalinya di kawasan wisata alam Situ Gunung, yang terletak di kaki Gunung Pangrango, Kecamatan Kadu Dampit, Sukabumi. Selama 3 hari 2 malam, sejak Selasa (30/06) hingga Kamis (2/07), puluhan anak usia 9-14 tahun seJabotabek antusias mengikuti seluruh rangkaian acara.
Rombongan ecocamp tiba di kawasan wisata Situ Gunung sekitar pukul 12 siang. Setelah menikmati makan siang, para peserta dipandu oleh mentor masing-masing kelompok untuk mulai mendirikan tenda di blok perkemahan yang telah disediakan yaitu blok Tegal Arben. Tidak terlalu sulit rupanya mengajarkan mereka mendirikan tenda. Kurang dari 30 menit, lima tenda telah berhasil didirikan oleh masing-masing kelompok.
Tantangan pertama berhasil dilalui. Selanjutnya adalah tracking di alam terbuka menuju danau Situ Gunung. Sepanjang perjalanan, peserta belajar mengenal beragam flora khas Situ Gunung. Diantaranya pohon damar, tanaman fulus, rasamala, dan tumbuhan lainnya. Kak Sonny, Fasilitator WWF yang memimpin perjalanan ini dengan sabar menjawab serbuan pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta. Sementara fauna yang berhasil ditemui hanyalah lutung (sejenis kera).
Setelah berjalan kaki selama kurang lebih satu jam, danau Situ Gunung akhrinya terlihat juga. Sekilas danau ini terlihat benar-benar alami, namun nyatanya danau Situ gunung adalah danau buatan yang dibuat oleh bangsawan Mataram, Rangga Jagad Syahadana yang lebih dikenal sebagai Mbah Jalun. Peserta ecocamp tampak semangat mendengarkan penjelasan kak Sonny tentang sejarah danau Situ Gunung.
Pesona alam Situ Gunung belum selesai sampai disitu. Di hari kedua, anak-anak kembali belajar hal baru. Kali ini, mereka mengunjungi sebuah desa, masih di Kecamatan Kadu Dampit dan belajar menjadi petani. Mulai dari membajak sawah dengan menggunakan kerbau hingga belajar menanam padi.
Salah satu peserta, Keisha, pelajar kelas 5 SD, Jakarta mengaku sangat senang mengikuti rangkaian kegiatan bersawah tersebut. “Aku tadi naik kerbau, belajar bajak sawah. Seru banget, walaupun kotor sih, tapi aku seneng banget. Terus tadi aku juga sempet diajarin cara menanam padi,” jelas Keisha dengan wajah berbinar-binar.
Usai bersawah, perjalanan hari kedua dilanjutkan dengan mengunjungi air terjun Curug Sawer. Curug Sawer ini merupakan sumber air penduduk sekitarnya. Rasa lelah karena harus berjalan kaki kurang lebih 2 km seketika terbayarkan begitu melihat keindahan air terjun Curug Sawer. Tidak hanya berenang, peserta juga diajarkan untuk memantau kualitas air dengan menggunakan bioindikator.
Rangkaian kegiatan ecocamp diakhiri dengan kunjungan ke pabrik keju di Bukit Baros. Peserta melihat secara langung proses pembuatan keju, mulai dari aktivitas memerah susu sapi di peternakan bukit Baros hingga mengolahnya menjadi keju.
Environment Education Support Officer WWF-Indonesia, Oni Suryani Tjandrawati berharap ecocamp kali ini dapat menambah pengalaman baru bagi anak-anak mengenai alam serta bagaimana hubungan timbal balik antara alam dan makhluk hidup. “Ecocamp dibuat agar anak-anak bisa lebih mengenal alam, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kecintaan mereka terhadap alam. Karena mereka adalah generasi penerus, merekalah yang nantinya mewarisi alam dan sumber dayanya,” tambah Oni.