BUMI PANDA HADIR SEBAGAI ASET BAGI PENDIDIKAN LINGKUNGAN
Oleh: Syevira Citra
Suasana di sebuah rumah di Jalan Geusan Ulun No. 3 Dago, Bandung, terlihat hiruk-pikuk pada Jumat pagi (24/01) lalu. Hari yang cerah dan berangin seolah mendukung gerak aktivitas di sana. Ya, di rumah bergaya kolonial tersebut tengah berlangsung Konferensi Pers Peresmian ""Bumi Panda"", sebuah rumah informasi lingkungan hidup yang dikelola oleh WWF-Indonesia. Meskipun terlambat dimulai karena banyak tamu undangan yang belum familiar dengan lokasi, namun tak menyurutkan antusiasme dan kemeriahan kegiatan pada hari itu.
Dihadiri sejumlah penggiat dari komunitas-komunitas lokal yang peduli lingkungan serta puluhan awak media, kegiatan menghadirkan narasumber CEO WWF-Indonesia, Dr. Efransjah, Ketua Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Daerah Kota Bandung, Eric M. Atthauriq, SH, serta Koordinator Komunitas Earth Hour Kota Bandung, Christian Natalie.
Tepat pukul 10.00 wib acara dibuka oleh master of ceremony. Dalam sambutannya, Dr. Efransjah menyatakan rasa syukur dan kebanggaan atas keberadaan Bumi Panda sebagai sebuah wadah berinteraksi bagi para supporter WWF-Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Barat, yang kini telah berjumlah 2.500 orang. Tidak sebatas supporter, Efransjah berharap Bumi Panda dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh warga Kota Kembang untuk memperkaya diri dengan pengetahuan seputar lingkungan hidup. Di akhir sambutan, Efransjah secara khusus mengajak anak muda Bandung untuk menjadi pahlawan dan pejuang lingkungan dalam skala Nasional. “Boleh saja gaul, asal sambil peduli lingkungan.”
Nada serupa diutarakan Eric M. Atthauriq, SH, yang menyambut baik kehadiran Bumi Panda karena dianggap dapat menjadi tempat silaturahim komunitas-komunitas dan warga pada umumnya untuk berdiskusi mengenai kepedulian terhadap lingkungan di Bandung. Ia juga menyatakan bahwa Bumi Panda dapat menjadi aset bagi Bandung sebagai salah satu tujuan wisata lingkungan. Menggarisbawahi dukungannya terhadap pendidikan lingkungan bagi generasi muda Bandung, Eric berujar, “Kalau bisa dari dari kecil, (generasi muda Bandung) sudah mulai diberi pengetahuan tentang alam dan konservasi, serta mengenai kepedulian terhadap lingkungan.”
""Saat ini kota Bandung seperti 'lahir kembali', banyak perubahan positif yang sudah dan sedang berproses menuju kota Bandung yang (kembali) BERMARTABAT sesuai visinya. Ditambah lagi dengan hadirnya Bumi Panda oleh WWF-Indonesia, yang merupakan rumah informasi isu lingkungan di kota Bandung,” ujar Christian Natalie dalam kesempatan yang lain. Ia berharapan Bumi Panda tidak sekadar menjadi bangunan fisik, namun bisa menjadi pendorong tumbuhnya beragam solusi pelestarian lingkungan dan mempercepat terwujudnya Kota Bandung Juara.
Acara dipungkasi dengan penyerahan secara simbolik Kohkol, sebuah alat musik tradisional Sunda, dari Dr. Efransjah kepada Eric M. Atthauriq, SH. Kohkol tersebut dipukul bertalu-talu menandai peresmian Bumi Panda. Para tamu lantas diajak berkeliling ke seluruh fasilitas yang ada di Bumi Panda dengan dipandu oleh MC dan para staf WWF yang bertugas di setiap ruangan.
Tur siang itu dimulai dari Species Room, berlanjut ke lorong tempat dipajangnya kolase foto-foto Coral Triangle karya Jurgen Freund, Resource Center, Gallery Room di mana dipamerkan lukisan-lukisan Taufan Syarif Tan dari Wildlife Art, WWF-Indonesia Fundraising showcase, dan berakhir di Experience Room. Para tamu undangan lalu diajak menuju taman yang berada di tengah Bumi Panda. Di sana, mereka dapat menuliskan ekspresinya di dinding “Pesan Untuk Bumi” sebagai bentuk apresiasi dan harapan bagi kondisi Bumi yang lebih baik dan lestari.
Boby, seorang penyiar dari Radio Rase FM Bandung, menyatakan kegembiraan atas kehadiran Bumi Panda di Kota Kembang. Pria yang mendukung gerakan hijau ini merasa Bumi Panda akan menjadi wadah bagi warga Bandung untuk berkegiatan kreatif yang berhubungan dengan lingkungan.
Antusiasme dirasakan oleh Regina, reporter Destinasia Magazine, yang meyakini bahwa banyak ilmu baru yang bisa didapat di Bumi Panda, terutama terkait dengan lingkungan dan konservasi. “Selain itu, ada tempat nongkrong baru yang positif buat anak muda Bandung,” tuturnya.
Press conference hari itu menjadi puncak dari serangkaian acara peresmian Bumi Panda di Kota Kembang. Sebelumnya, telah dilaksanakan kegiatan “Panda Mob” di area car free day (CFD) Dago, pada Minggu, 12 Januari 2014. “Panda Mob” merupakan cara unik WWF-Indonesia menyapa dan berkenalan dengan publik Bandung yang akan menjadi home base Bumi Panda.