#BIJAKKERTAS GUGAH PUBLIK AGAR HEMAT KONSUMSI PRODUK KERTAS
Oleh: Syevira Citra, Ciptanti Putri, Beryl Masdiary
Memasuki tiga pekan sebelum selebrasi switch off yang jatuh pada 29 Maret 2014, sebuah aksi serentak di 26 Kota pendukung kampanye Earth Hour Indonesia kembali diselenggarakan. Berpusat di Jakarta dan Bandung, aksi bertema #BijakKertas pada Minggu (9/3) lalu berupaya meningkatkan awareness publik mengenai perilaku hemat produk-produk kertas sebagai salah satu gaya hidup hijau yang berdampak pada kelestarian hutan sebagai sumber bahan bakunya.
Di Bandung, seperti biasa kawasan sepanjang Jalan Dago, Bandung, ditutup untuk kegiatan Car Free Day (CFD) sejak pukul 6 pagi. Hari itu para penggiat Komunitas Earth Hour Kota Bandung bersama anggota sejumlah komunitas lokal yang peduli lingkungan berkumpul di pelataran parkir Bank Ekonomi. Mereka sibuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk aksi. Di sana telah berdiri papan menu bertuliskan “Zumba, Panda dan LINE Mob, Dropbox buku, kertas, Koran dan Majalah Bekas”. Papan tersebut menjadi titik informasi bagi warga yang melintas di kawasan CFD Dago mengenai aksi-aksi yang berlangsung pagi itu.
Tepat pukul 7, pawai aksi memunguti sampah kertas dan riset sampah kertas—sekaligus edukasi pemilahan sampah—dimulai. Para volunteer dari Komunitas Earth Hour Kota Bandung, Komunitas U-Green ITB, komunitas dari BFI, Komunitas Thanks to Nature Teh Kotak, dan sejumlah komunitas di bawah Jaring Komunikasi Bandung Bijak Energi bergerak bersama Pando (maskot WWF) dan Moon (salah satu karakter LINE), mengitari kawasan CFD Dago.
Kegiatan CFD yang notabene dipenuhi bermacam aktivitas olahraga, berjualan, penawaran aneka produk, dan lain sebagainya tersebut menghasilkan sampah yang tak sedikit, terutama sampah kertas. Berdasarkan hasil aksi pemungutan sampah yang dilakukan di sekeliling kawasan selama satu jam sekali dari pukul 07.00 – 10.00 WIB, kegiatan CFD Dago menghasilkan 26,6 kg kertas sampah, sebagian besar terdiri dari flyer atau brosur, dan kertas pembungkus makanan, dengan perbandingan 2:1. Riset yang sama juga dilakukan tim relawan Komunitas Earth Hour Kota Bandung sehari sebelumnya (8/3), yakni di “Braga Culinary Night” (BCN), sebuah culinary district di Bandung yang diselenggarakan tiap dua minggu sekali. Hasil riset yang dilakukan mulai pukul 19.00-22.00 WIB di kegiatan itu menghasilkan 241,5 kg sampah kertas dengan persentase paling banyak berupa pembungkus makanan.
Setelah putaran pertama pawai, pengunjung diajak melakukan senam Zumba bersama para volunteer, agar dalam melakukan aksi kesehatan tetap terjaga. Saat putaran kedua pemungutan sampah berlangsung, di pelataran Bank Ekonomi berlangsung pelatihan edukasi tentang cara membuat kertas daur ulang, dipandu oleh penggiat dari Komunitas U-Green ITB, yang disusul informasi mengenai pengenalan dan pengolahan sampah oleh penggiat Komunitas Thanks to Nature Teh Kotak.
Di Jakarta, aksi #BijakKertas diisi oleh pawai riset sampah yang diikuti penggiat Komunitas Earth Hour Indonesia bersama Komunitas BFI dan para supporter WWF-Indonesia. Sebuah dropbox tersedia di pelataran Gedung Menara BCA, tempat masyarakat menyumbangkan kertas-kertas, majalah dan koran bekas, serta buku-buku layak baca. Buku-buku tersebut rencananya akan disalurkan ke taman-taman bacaan dan sekolah-sekolah di pedalaman. Kertas-kertas bekas yang masih kosong di satu sisinya kemudian dikreasikan menjadi notebook. Kegiatan yang diselenggarakan di kawasan CFD sepanjang Jalan Sudirman – Thamrin, Jakarta, tersebut juga diramaikan penampilan marching band dan aksi ""Heart Mob"" dari puluhan mahasiswa London School of Public Relation Jakarta (LSPR 4C).
Pawai pengumpulan sampah kertas di aksi #BijakKertas CFD Jakarta yang dimulai dari pukul 06.30 – 09.00 WIB hari itu menghasilkan sampah kertas seberat lebih dari 124 kg—terdiri dari kertas pembungkus makanan, brosur, koran, dan majalah—yang setara dengan tiga pohon berukuran besar.
Di antara para volunteer pengumpul sampah di CFD Jakarta, tampak Akwila Romauli, Miss Tourism Indonesia 2013, Yossico Stephanie, Miss Earth Indonesia Eco-Tourism, Nita Sofiani, Miss Earth Indonesia 2013. Dengan antusias dan penuh kesadaran diri, ketiganya ikut menyebarkan pesan-pesan tentang implementasi berperilaku gaya hidup hijau.
“Bijak Kertas ditambah menyayangi pohon ditambah kreatif ditambah peduli lingkungan. Kita punya kekuatan untuk bertindak nyata dan mengubah lingkungan menjadi indah,” tutur Nita.
Akwila menambahkan, “Aksi seperti ini harus terus dilakukan karena penting artinya bagi kelestarian alam. Yang belum mulai, ayo mulai dari sekarang!” Pernyataan tersebut diamini Yossico, yang mengatakan bahwa gaya hidup hijau sudah selayaknya dilakukan oleh siapa saja. “Menjaga alam adalah tanggung jawab kita.”
Aksi #BijakKertas Minggu lalu juga diselenggarakan di 24 Kota lainnya, yaitu Aceh, Padang, Palembang, Pekanbaru, Tangerang, Cimahi, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Malang, Kota Batu, Mataram, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak, Makassar, Sorowako, dan Palu. Rencananya aksi keempat dan yang terakhir dari rangkaian aksi menuju selebrasi switch off kampanye Earth Hour Indonesia akan berlangsung pada 23 Maret 2014, serentak di 32 Kota pendukung kampanye. Tema aksi yang diangkat adalah Hemat Air dan Energi. Di Jakarta, kegiatan kembali dipusatkan di kawasan CFD Jalan Sudirman – Thamrin.