BETTER MANAGEMENT PRACTICES (BMP) - PERIKANAN KAKATUA DAN BARONANG
Penulis: Buguh Tri Hardianto (Capture Fisheries Assistant, WWF-Indonesia)
Ikan karang merupakan salah satu komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggi di Indonesia. Ikan kakatua dan baronang termasuk spesies ikan karang herbivora yang menjadi target tangkapan nelayan di Indonesia. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2012 terkait ekspor produk perikanan Indonesia, ikan karang menduduki peringkat ketiga komoditas perikanan yang paling banyak dijual ke mancanegara, setelah udang dan tuna. Namun sayangnya, banyak ikan karang – termasuk kakatua dan baronang – ditangkap dengan cara yang tidak ramah lingkungan, sehingga mengancam keberlanjutan stok perikanan karang tersebut. Temuan ini didukung oleh Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 45/2011 mengenai status perikanan karang di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia, yang mayoritas sudah sepenuhnya dieksploitasi secara berlebihan (over and fully exploited).
Untuk mendukung praktik perikanan berkelanjutan di Indonesia, WWF-Indonesia merilis Better Management Practices (BMP), Seri Panduan Perikanan Skala Kecil, Panduan Penangkapan dan Penanganan Ikan Kakatua dan Baronang. Panduan ini merupakan salah satu panduan perikanan tangkap yang disusun oleh Tim Perikanan WWF-Indonesia yang dipublikasikan pada tahun 2015. BMP ini bertujuan untuk mengajak dan memandu nelayan, khususnya penangkap ikan karang herbivora, dalam melakukan penangkapan dengan menggunakan praktik-praktik yang lebih ramah lingkungan, mulai dari persiapan operasi penangkapan;, daerah penangkapan yang baik dalam operasi penangkapan informasi alat tangkap yang direkomendasikan; teknik penangkapan; ukuran layak tangkap ikan; hingga penanganan , pengemasan hasil tangkapan yang baik hingga pencatatan hasil tangkapan. Disamping itu, BMP ini juga mendorongkan tentang keselamatan kerja para nelayan; seperti alat-alat yang diperlukan dalam mendukung keselamatan kerja dan penyelaman yang aman bagi kesehatan.
Dengan mempraktikkan perikanan ramah lingkungan, nelayan tidak hanya menjaga kelestarian sumber daya perikanan yang tersedia dan keberlanjutan mata pencaharian mereka sendiri, tetapi juga mendapatkan keuntungan ekonomi dengan menjaga mutu ikan yang ditangkap.
Penyusunan BMP Perikanan Kakatua dan Baronang ini dilakukan melalui berbagai tahapan, yaitu:
- Pengumpulan data dari lapangan di lokasi-lokasi percontohan tempat WWF-Indonesia bekerja, seperti Kendari dan Wakatobi;
- Diskusi bersama stakeholder terkait seperti pemerintah, akademisi dan nelayan;
- Kegiatan pendampingan nelayan penangkap ikan karang di Bali Utara, Luwuk, dan Wakatobi;
- Studi literatur hasil penelitian-penelitian lainnya.
BMP ini bersifat fleksibel (living document), yang mana akan terus disempurnakan sesuai dengan perkembangan di lapangan serta masukan pihak-pihak yang bersangkutan.
