BERLATIH, BERKEMAS, DAN SIAP BERANGKAT!
Oleh : Nara Wisesa
Dua hari terakhir ini, tim ekspedisi menghabiskan waktu di Kalabahi, Alor, bersiap untuk memulai perjalanan. Empat belas anggota tim berkumpul dan menjalani pelatihan untuk memastikan kemampuan monitoring dan pengambilan data setara, dan agar setiap orang betul-betul memahami protokol monitoring karang yang digunakan. Tim WWF, yang memimpin ekspedisi ini, juga memanfaatkan waktu senggang untuk menyelesaikan berbagai persiapan diatas kapal.
Anggota tim ekspedisi memiliki latar belakang yang beragam, masing-masing akan berperan dan memberikan kontribusi yang berbeda pada keberhasilan ekspedisi. Ada 5 organisasi yang terlibat: WWF-Indonesia, Wildlife Conservation Society Indonesia, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor dan Flores Timur, dan perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Besarnya tim memungkinkan kami untuk melakukan pengambilan data pada dua titik percontohan pada waktu yang bersamaan.
Dalam ekspedisi ini, kami akan fokus pada dua komponen utama ekosistem terumbu karang, yaitu: komposisi benthos (penutup dasar laut, berupa substrat dan karang) dan populasi ikan. Untuk itu, tim dibagi dua, masing-masing terdiri dari 2 pencatat ikan dan 2 pencatat bentos, serta satu orang pemasang line transect. Survey benthos akan dilakukan pada kedalaman 3 dan 10 meter, sementara survey ikan di kedalaman 10 meter saja. Pergerakan ombak di kedalaman 3 meter diprediksikan membuat keberadaan ikan sedikit sehingga tidak perlu disurvey. Pencatat ikan akan berbagi tugas antara mencatat ikan kecil dan ikan komersial ukuran besar.
Seluruh anggota tim mengulang kembali pelajaran tentang jenis-jenis benthos dan ikan, serta berlatih melakukan estimasi ukuran ikan dalam pelatihan. Pelatihan ini juga ada ujiannya, dan seluruh tim harus lulus dengan nilai yang baik!
Bersamaan dengan pelatihan, kegiatan persiapan perjalanan juga dilakukan, mulai dari mendiskusikan rancangan survey, pengolahan data, menentukan titik penyelaman dan rute perjalanan. Untungnya kami punya satu orang ahli geospasial disini!!
Seluruh peralatan di cek ulang dan dimasukkan ke Floating Ranger Station (FRS) KM. Menami. Selain perlengkapan selam, juga berbagai alat survey termasuk Global Positioning System (GPS), kamera, kertas tahan air untuk mencatat, dan memastikan persediaan pensil mencukupi. Benda ini sepertinya selalu saja hilang!!
FRS Menami adalah kapal milik WWF yang biasanya beroperasi di Wakatobi, kami pinjam untuk ekspedisi di Alor-Solor ini. Menami tiba semalam, dan hari ini kami bisa mulai masuk dan menginap didalamnya. Wajah kami tiba-tiba sumringah melihat kapal yang menakjubkan ini, karena hadirnya Menami didepan mata seperti membuktikan bahwa ekspedisi ini sungguh terjadi!
Sekarang, saya sedang duduk di anjungan Menami, memandang bulan hampir penuh menerangi Teluk Kalabahi. Seperti tak nyata, dan tak percaya bahwa besok pagi, kami akan mulai berlayar dan berekspedisi!