AJAK SISWA SEKOLAH BELAJAR SOAL PRODUK KAYU BERSERTIFIKAT
Oleh: Ika Viantiani
Jakarta, 14 Desember 2013. Berapa lembar tisu yang kamu pakai setiap hari? Tahukah kamu bahwa tisu terbuat dari pohon? Tahukah kamu, satu orang per tahun membutuhkan 182 pohon dalam setahun? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dibenak ketika bicara soal tisu. Untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan tentang tisu, WWF Indonesia mengadakan kegiatan edukasi untuk sekolah menengah atas di Jakarta di Museum layang-layang yang dihadiri sekitar 50 siswa-siswi SMU Jakarta dan Bekasi.
Kegiatan ini dibuka oleh Fajar dari Global Forest and Trade Network (GFTN) WWF Indonesia yang bercerita tentang bagaimana keadaan hutan Indonesia hari ini yang kondisinya semakin buruk akibat dari perkebunan sawit serta kebutuhan akan kertas yang meningkat sehingga penebangan serta pembakaran hutan merusak ekosistem sehingga tak hanya manusia yang kehilangan tempat tinggalnya namun juga satwa yang ada di sekitar lingkungan tersebut.
Fajar juga menyampaikan bahwa kegiatan kita sehari-hari berpengaruh pada rusaknya hutan Indonesia, untuk itu kita mesti selektif dengan konsumsi produk-produk dari kayu yang kita gunakan sehari-hari.Tidak hanya dengan pakai ulang, mengurangi ataupun mendaur ulang namun juga dengan memilih menggunakan bahan kayu yang sudah bersertifikat.
Salah satu siswa kemudian bertanya bagaimana kita bisa mengetahui sebuah produk yang kayunya bersertifikasi atau bukan. Menurut Fajar, ada sebuah logo yang dicantumkan dikemasan produk tersebut yang menjelaskan kalau kayu yang digunakan sebagai bahan baku produk tersebut adalah kayu yang bukan hasil penebangan liar misalnya.
Setelah puas bertanya, siswa-siswa ini diajak untuk praktek teknik kolase untuk menghias kotak atau dompet dari tissue yang dipandu oleh Ika Viantiani. Siswa langsung asyik memilih medium kolasenya yang akan didekorasi, kotak tisu atau dompet. Setelah itu Ika dan dua orang pemateri lainnya mempresentasikan berbagai cara mendekor menggunakan kertas tisu yang sudah diuji coba sebelumnya untuk memicu keluarnya ide kreatif para peserta.
Ternyata para peserta sangat percaya diri dalam bereksperimen dengan kertas tisu serta berbagai pewarnaan yang disediakan seperti cat air, spidol dan stabilo. Para peserta sangat tekun dan berkonsentrasi penuh saat mengerjakan dekorasi dengan kertas tisu ini sehingga saat waktu pengerjaan diumumkan selesai pukul tiga sore, semua karya bisa diselesaikan dengan baik. Setiap anak pun tampak bangga dengan hasil karya mereka ini.