SBY HARUS AKTIF PERANGI PERUBAHAN IKLIM
JAKARTA - Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono diminta ikut berperan aktif melawan perubahan iklim di dunia. Keterlibatan aktif ini ditunjukkan dengan mengemukakan rancangan aksi perubahan ikilm dalam pertemuan G20 di di Pittsburgh, Amerika Serikat pekan ini.
Pendapat ini tertuang dalam hasil jajak pendapat oleh Syvonate, badan peneliti pasar terkemuka di dunia yang didaulat WWF dan Greenpeace untuk mengumpulkan pendapat masyarakat di China, India, Indonesia, Filipina dan Thailand mengenai persoalan perubahan iklim dunia.
Di Indonesia sendiri, sebanyak 78 persen responden, menginginkan SBY berperan dalam pembahasan perubahan iklim di pertemuan G20.
""Secara khusus Indonesia harus mendorong negara-negara industri untuk menurunkan emisi mereka secara signifikan guna menjaga agar peningkatan suhu global kurang dari 2 derajat celcius,"" kata Direktur Program Perubahan Iklim dan Energi (WWF Indonesia), Fitrian Ardiansyah dalam rilis yang diterima okezone, Minggu, (20/9/2009).
Masyarakat juga sepakat bahwa tindakan nyata dari seorang pemimpin dalam mengurangi resiko dari perubahan iklim sangat dibutuhkan. Masyarakat di lima negara itu paling khawatir dengan kekurangan air, memburuknya kondisi kesehatan, kepunahan flora dan fauna serta kekurangan pangan.
""Jajak pendapat ini memberikan sinyal yang jelas kepada Presiden agar segera bertindak. Besarnya emisi dan deforestasi dan degradasi hutan menjadi perhatian utama,"" sambung aktivis Greenpeace Asia Tenggara, Arif Fiyanto.
Untuk itu, SBY, tambah dia, diminta untuk merancang rencana aksi untuk memenuhi komitmen internasional dalam mengurangi dampak pemanasan global.
Jajak pendapat Syvonate ini diikuti 6.063 responden di kelima negara kawasan Asia pada bulan Agusutus 2009. Responden berusia 15-64 tahun dengan mayoritas lulusan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi.
Tingkat kepercayaan dalam jajak pendapat ini hingga 95 persen dengan margin kesalahan 1,3 persen. (hri) (kem)