ADA BEDA VISI PADA CLIMATE CHANGE TALKS
JAKARTA--MI: Delegasi Indonesia pada Climate Change Talks di Bangkok, Thailand melihat masih terdapat adanya perbedaan antara visi para kepala negara dan teks negosiasi dalam perundingan tersebut.
Kepala Sekretariat Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) yang juga menjadi Ketua Delegasi Indonesia Agus Purnomo, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (7/10), mengatakan visi yang diungkapkan oleh para kepala negara tidak terrefleksikan dalam teks negosiasi.
""Terdapat kesenjangan antara ambisi dan dalam proses negosiasi sendiri. Kita seharusnya memecahkan kesenjangan tersebut pada kesempatan sebelumnya karena waktu berjalan demikian cepat,"" katanya.
Dia mengatakan perbedaan pandangan muncul terutama pada target global penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Kelompok negara maju yang tergabung dalam G-8 mengusulkan penurunan sebesar 50 persen tahun 2050, dimana 80 persen dilakukan oleh negara maju dan 20 persen oleh negara berkembang, dengan peningkatan temperatur tidak melebihi 2 derajat Celcius. Sedangkan negara-negara kepulauan kecil mengusulkan penurunan sebesar 45 persen pada 2020 dan 95 persen 2050.
Indonesia memandang bahwa target peningkatan temperatur rata-rata global tidak melebihi 20C pada tahun 2050 adalah ideal. Tetapi beberapa negara berkembang lainnya tidak menghendaki adanya target global yang dipandang akan menyulitkan mereka.
Delegasi RI pada perundingan perubahan iklim di Bangkok berpendapat diperlukan paradigma dan pendekatan baru dan target yang cukup ambisius. Agus mengatakan tidak adanya perubahan dari praktik business as usual selama ini, hanya akan memperparah dampak perubahan iklim.
Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan hal ini dalam KTT G20 baru-baru ini di Pittsburgh, AS. Presiden Yudhoyono menekankan pentingnya negara-negara berkembang melaksanakan aksi mitigasi secara sukarela dengan dukungan dari negara maju.
Sedangkan Ketua pokja Pasca Kyoto - 2012 dari Dewan Nasional Perubahan Iklim yang juga Ketua perunding RI, Tri Tharyat mengatakan perundingan sendiri diperkirakan masih akan berjalan sangat alot. Guna menjembatani perbedaan, katanya, Delri mengusulkan bahwa visi bersama harus singkat namun lengkap dan mencantumkan semua elemen yang telah disepakati di Rencana Aksi Bali, yaitu mitigasi, adaptasi, transfer teknologi, dan pendanaan secara berimbang.
Termasuk di dalamnya juga, kesepakatan atas target global untuk jangka panjang yang akan digunakan sebagai basis penjabaran atas aksi internasional dan nasional dalam mengatasi perubahan iklim. (Ant/OL-03)