WWF-INDONESIA SAMBUT KEPUTUSAN DEPHUT PERLUAS TN TESSO NILO
Untuk disiarkan segera 24 November 2009
Pekanbaru (24/10)--Taman Nasional Tesso Nilo telah resmi diperluas menjadi ± 83.000 ha dari luasan semula yaitu 38.576 ha. Hal ini didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Kehutanan yang ditandatangani pada 15 Oktober 2009 nomor 663/Menhut-II/2009 tentang Perubahan Fungsi Sebagian Kawasan Hutan Produksi Terbatas Kelompok Hutan Tesso Nilo seluas ± 44.492 ha di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau menjadi taman nasional sebagai Perluasan Taman Nasional Tesso Nilo.
Tesso Nilo merupakan salah satu blok hutan dataran rendah yang masih tersisa di Pulau Sumatera yang terletak di Provinsi Riau daratan - dan merupakan habitat alami bagi satwa dilindungi harimau dan gajah Sumatera. Sebagian hutan Tesso Nilo ditunjuk menjadi taman nasional pada 19 Juli 2004 dengan luas 38.576 ha. Pada kawasan tersebut terdapat dua kantong habitat gajah yang meliputi kawasan taman nasional dan kawasan di luar taman nasional, sehingga perlu dilakukan perluasan untuk dapat mengurangi konflik manusia-gajah serta menjaga keutuhan kawasan tersebut.
Perluasan Taman Nasional Tesso Nilo merupakan perwujudan komitmen bersama antara Departemen Kehutanan, pemerintah Provinsi Riau dan Kabupaten Pelalawan - yang didukung oleh Forum Masyarakat Tesso Nilo, Yayasan TN Tesso Nilo dan LSM -- seperti tercantum dalam Kesepakatan Bersama mengenai Perluasan Taman Nasional Tesso Nilo dan Penanganan Illegal Logging, Perambahan dan Kebakaran Hutan dan Lahan di kawasan Tesso Nilo pada akhir Agustus 2008 di Pekanbaru.
Perluasan TNTN yang diusulkan awalnya mencakup kawasan eks HPH PT. Nanjak Makmur seluas ± 44.492 dan PT. Siak Raya Timber seluas ± 18.812 ha, namun hingga akhir proses perluasan, eks HPH Nanjak Makmur saja yang telah siap untuk perluasan taman nasional tersebut. Kepala Balai TNTN, Drh. Hayani Suprahman, MSc menyatakan, ""Awalnya perluasan TNTN direncanakan menjadi ± 100.000 ha namun sejauh ini baru HPH PT. Nanjak Makmur yang telah siap mendukung perluasan TNTN oleh karena itu perluasan baru dilaksanakan di kawasan tersebut. Meskipun demikian kawasan usulan perluasan TNTN yang berada pada konsesi PT. Siak Raya Timber dapat dijadikan daerah penyangga TNTN dan pemegang konsesi tersebut berperan dalam mengamankan kawasan hutan Tesso Nilo agar kawasan itu dapat mengakomodasi kebutuhan habitat gajah.""
Direktur Program Kehutanan WWF-Indonesia, Ian Kosasih menyambut baik perluasan ini. ""Perluasan ini merupakan bentuk komitmen semua pihak sebagai salah satu upaya peningkatan konservasi keragaman hayati dan termasuk alternatif pemecahan masalah konflik manusiadan satwaliar,"" katanya."" WWF-Indonesia sangat mendukung himbauan Gubernur Riau agar pemerintah Provinsi Riau dan komponen masyarakat dapat bersama-sama melakukan berbagai upaya mengatasi permasalahan di Tesso Nilo, termasuk mengatasi perambahan hutan, pembalakan liar serta pembakaran hutan dan lahan.""
Dirjen PHKA Ir. Darori MM menyatakan, ""Sebagai tindak lanjut dari perluasan TNTN, penanganan perambahan di kawasan tersebut harus menjadi prioritas dan tanggung jawab bersama. ""Departemen Kehutanan dan Pemerintah Daerah akan mengambil langkah-langkah strategis untuk mendukung upaya penanganan perambahan di kawasan Tesso Nilo yang tentunya akan dilaksanakan secara komprehensif, Saya juga menghimbau setiap komponen masyarakat untuk mendukung upaya ini,"" katanya. Menurut Darori, perluasan TNTN juga merupakan langkah konkrit Departemen Kehutanan dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Kehutanan No.P.54/Menhut-II/2006 tentang Penetapan Riau sebagai pusat konservasi gajah Sumatera.
***SELESAI***
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
Kepala Balai TNTN, Drh. Hayani Suprahman, MSc (085695761794)
WWF-Indonesia, Program Riau, Suhandri + 62 812 7522745
Catatan Untuk Editor:
Lanskap hutan Tesso Nilo di Provinsi Riau merupakan salah satu benteng pertahanan terakhir bagi gajah dan harimau Sumatera. Dengan lebih dari 4000 jenis tumbuhan yang tercatat sejauh ini, ditemukan lebih dari 200 spesimen tumbuhan di dalam setiap plot 200 meter persegi. Hal ini menunjukkan tingkat keragaman tumbuhan vaskular di Tesso Nilo sebagai salah satu yang tertinggi dalam sejarah ilmu pengetahuan (Berdasarkan laporan LIPI 2003 dan Center of Biodiversity Management 2001)