AS-CHINA BELUM BERI KOMITMEN DI UNFCCC
RI gelar Forum Bright Green di Denmark
OLEH ALGOOTH PUTRANTO
Bisnis Indonesia
KOPENHAGEN: AS dan China sebagai dua negara penghasil gas rumah kaca terbesar belum menunjukkan komitmen memadai hingga sepekan berlangsungnya sesi ke-15 Konferensi Para Pihak Konferensi Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim PBB (COP 15 UNFCCC).
Kedua negara itu dianggap belum memenuhi harapan negara-negara berkembang dan 27 negara Uni Eropa yang peduli terhadap hasil akhir COP 15 UNFCCC. Uni Eropa berharap kedua negara tersebut dapat memberikan kesepakatan untuk menyetujui komitmen mengurangi emisi gas kaca 25% hingga 45% atau di bawah 2 derajat Celcius pada 2020. Hal yang ditolak AS dan China sejak COP 13 di Bali dan COP 14 di Poznan, Polandia.
Uni Eropa sejak awal telah memasukan untuk menambah komitmen mengurangi emisi gas rumah kacanya hingga 30% pada 2020, dari janji sebelumnya hanya 20%. Pengurangan diukur dari level emisi tahun 1990 sesuai dengan Protokol Kyoto.
Selain itu mereka menjanjikan bantuan finansial senilai US$10,6 juta untuk periode 3 tahun bagi negara-negara berkembang guna mendukung langkah pengurangan emisi gas kaca. Saat ini China menjanjikan pengurangan emisi 40%-45% dari efisiensi, sementara AS berjanji mengurangi 3% emisinya pada 2020 dari level 1990.
Sesuai rancangan hasil negosiasi yang beredar pada Jumat pekan lalu, negara-negara maju wajib menurunkan emisi, sementara negara berkembang, seperti China dan India, tidak dituntut membuat komitmen wajib. Mereka dapal melakukan swamitigasi untuk menahan peningkatan emisi gas rumah kaca.
Sementara itu dari Forum Bright Green yang digelar 12-13 Desember, PT RMI, mencatatkan Indonesia sebagai negara pertama yang melakukan langkah nyata pemanfaatan teknologi terapan pemanfaatan gas buang karbon dioksida.
Forum Bright Green adalah pameran teknologi ramah lingkungan. Ajang ini diikuti ratusan industri dan universitas kenamaan penyedia teknologi ramah lingkungan siap pakai bernilai miliaran dolar AS. (algooth.putmnio@bisnis.co.ul)