MERKEL MINTA SBY PIMPIN C0P15
Laporan Wartawan SI Rarasati Sirait
BERLIN (SI) - Kanselir Jerman Angela Merkel meyakini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mampu menjadi co chairman dalam KTT Perubahan Iklim (COP15) di Kopenhagen, Denmark.
Menurut Merkel, pengalaman Presiden SBY saat memimpin COP13 di Bali tahun 2007 lalu merupakan bukti penting bahwa Indonesia mampu untuk memimpin pertemuan yang akan dihadiri 100 pemimpin dunia.
""Saya ucapkan terima kasih kepada Presiden SBY atas perannya yang bisa menjadi pembimbing dunia saat ini. Dari pengalaman pada COP13 di Bali, kam imeyakini bahwa Presiden SBY mampu menjadi co chairman untuk mendampingi PM Denmark Lars Loekke Rasmussen di Kopenhagen,"" tegas Merkel dalam keterangan persnya bersama Presiden SBY di Kantor Kanselir Jerman di Berlinkemarin. Presiden SBY dan rombongan seusai melakukan kunjungan kenegaraan di Prancis langsung bertolak ke Berlin, Jerman. Dalam kunjungan ini Presiden disambut Presiden Jerman Horst Kohter di Istana Presiden Schloss Bellevue, Berlin.
Pertemuan antara Presiden SBY dan Kanselir Angela Merkel merupakan pertemuan working lunch yang berlangsung selama hampir 1,5 jam. Merkel menilai apa yang dilakukan Presiden SBY saat itu merupakan langkah yang luar biasa. Wanita nomor satu di Jerman ini pun meyakini, SBY mampu menjembatani negara-negara di dunia untuk mencapai kesepakatan dalam pertemuan Kamis besok.
""Berdasarkan pengalamannya yang luas itu, kami yakin pada konferensi mendatang dia (Presiden SBY) mampu berdiri bersama PM Denmark di Kopenhagen,"" tandasnya. Merkel menegaskan pentingnya sebuah kesepakatan dalam pertemuan C0P15 mendatang.
Dia menilai, dalam konferensi ini banyak hambatan yang perlu diatasi sehingga COP15 bisa menghasilkan kesepakatan baru yang akan menjadi patokan bagi negara-negara di seluruh dunia. ""Saat ini masih belum dicapai sebuah kesepakatan. Banyak hambatan yang perlu kita atasi sampai Jumat (18/12). Kita masih punya beberapa hari lagi dan kita ingin ada ide dalam konferensi tersebut,"" paparnya.
Di tengah krisis global yang sedang terjadi Merkel optimistis, Jerman mampu mengurangi gas emisi tanpa harus mengurangi pembangunan di bidang ekonomi. Indonesia dan jerman, menurut dia, telah memiliki pandangan yang sama untuk bisa menentukan angka yang tepat dalam pertemuan UNFCC mendatang. ""Kami tadi telah bicara panjang lebar tentang konferensi yang akan berlangsung di Kopenhagen dan kami yakin konferensi ini akan sukses. Indonesia dan Jerman merupakan pasangan yang baik dalam konferensi Kopenhagen mendatang,"" tegasnya.
Sementara itu, Presiden SBY mengatakan, berdasarkan pengalaman pada pertemuan COP13 di Bali, Desember 2007 lalu, juga mengalami kendala untuk mencapai sebuah kesepakatan. Namun dengan kegigihan yang dilakukan, pertemuan COP13 bisa menghasilkan Bali Roadmap. ""Pengalaman kami di Bali beberapa jam sempat deadlock. Tapi, setelah saya memberikan masukan agar tidak deadlock, maka tercapailah sebuah BaliRoadmap yang diharapkan bisa dilanjutkan untuk mencapai sebuah kesepakatan,"" tegas SBY(*)