KOTA BEKASI KURANGI EFEK RUMAH KACA
Diinsentif Bank Dunia. Terpilih se-Indonesia
KOTA BEKASI-Warga Kota Bekasi patut berbangga. Pasalnya, daerahnya kini jadi satu-satunya daerah yang bisa memusnahkan gas Co2 guna mengurangi dampak pemanasan global (global warming. Red). Apalagi, salah satu kota di Kalomantan Barat yang telah diverifikasi Bank Dunia tidak jadi diusulkan jadi wilayah pembakaran gas metan dan tidak akan diberikan insentif.
Padahal, sebelumnya Pontianak menjadi partner Kota Bekasi menjadi dua wilayah yang diproyeksikan bakal mendapatkan insentif tersebut. Tapi, kini Kota Bekasi menjadi satu-satunya kota di tanah air yang masuk dalam verifikasi itu. Pasalnya, Kota Bekasi telah melakukan pembakaran sampah berbahan bakar gas metan di TPA (tempat pembuangan sampah akhir. Red) Sumur Baru dan tidak mencemari lingkungan.
Bahkan, gas metan itu dimanfaatkan untuk tenaga listrik. Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi Tjandra Utama kepada INDOPOS yang mengatakan kalan Bank Dunia bakal membayar Kota Bekasi sebesar 10 Euro setiap ton gas metan yang berhasil dibakar. Karena itu. Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi bakal melakukan pembangunan di lokasi TPA Sumur Baru yang menjadi pembuangan sampah warga Kota Bekasi.
Salah satunya adalah jalan lingkungan di areal lokasi TPA tersebut. Program lainnya yakni pembangunannya drainase lingkungan yang ada di TPA Sumur Batu. Begini juga dengan lintasan jalan yang menghubungkan antara zona II dan zona ID di TPA tersebut. ""Kita ingin TPA ini masuk standar Bank Dunia untuk mengurangi dampak gas rumah kaca."" ujarnya kemarin.
Walau berpeluang besar meraih insentif dari Bank Dunia tapi penetapan mendapatkan insentif itu belum bisa dipastikan. ""Mudah-mudahan kita menjadi kota yang berhasil dalam pembakaran gas metan."" jelasnya juga. Kalau jadi, maka Kota Bekasi bakal mendapatkan dana yang cukup besar guna membangun wilayahnya.
Apalagi, disepakati pembayaran insetif itu bakal dilakukan tiap tahun. ""Jadi, semakin banyak sampah yang memiliki gas metan dimanfaatkan untuk mengurangi efek rumah kaca maka akan makin besar dana yang akan kami terima."" ujar pejabat asal Padang tersebut. Saat ini kadar gas metan yang ada di TPA Sumur Batu sekitar antara 55 persen sampai 63 persen.
Sehingga guna menggali kandungan gas metan di TPA Sumur Batu maka dua zona III dan IV akan kembali diaktifkan. Untuk diketahui, setiap harinya 900 ton sampah warga Kota Bekasi dibuang ke TPA Sumur Batu yang terletak di RW 03. Kelurahan Sumur Batu. Kecamatan Bantargebang. TPA seluas sekitar 10 hektar itu sudah beroperasi sejak 2003 lalu.
Terkait hal itu. anggota Komisi B DPRD Kota Bekasi. Sudirman mengatakan, agar Kota Bekasi menjadi satu-satunya daerah pemusnah gas Co2 di Indonesia maka harus dilakukan berbagai persiapan di sekitar areal pembuangan sampah di TPA Sumur Bau. ""Minimal seluruh areal pembakaran di TPA Sumur Batu bisa menjaga keaslian lingkungan sekitar agar tidak tercemar, jelasnya, (dny)