NEGARA PENGEMISI BESAR MENGULANGI JANJINYA
LONDON, MINGGU - Negara-negara pengemisi besar gas rumah kaca, Minggu (31/1), mengulangi janji mereka untuk mencegah dampak perubahan iklim. Hari Minggu merupakan batas waktu pendaftaran janji pengurangan emisi dan konfirmasi dukungan terhadap Copenhagen Accord yang dihasilkan pada Desember 2009 dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen, Denmark.
Brasil, Afrika Selatan, India, dan China, yang dikenal sebagai kelompok BASIC, telah menegaskan ulang janji pengurangan emisi gas rumah kaca. Gas rumah kaca diyakini sebagai penyebab semakin panasnya suhu atmosfer bumi. Pemanasan global ini mengakibatkan munculnya fenomena perubahan iklim.
Brasil menegaskan kembali pada 28 Desember 2009 pernyataan mereka saat konferensi bahwa India akan mengurangi emisi GRK-nya antara 36 persen dan 39 persen di bawah proyeksi emisi GRK tahun 2020. Target paling ambisius adalah mengurangi 20 persen emisi GRK-nya dari level emisi tahun 2005 menjadi sama dengan emisi pada tahun 1994.
Sementara itu, Afrika Selatan pada 6 Desember 2009 berjanji menekan pertambahan emisi 34 persen di bawah emisi terproyeksi pada 2020, dengan ada kesepakatan dan bantuan internasional untuk melakukannya.
Menteri Lingkungan India Jairam Ramesh dalam suratnya tanggal 28 Januari kepada Pemerintah Denmark menyatakan, para menteri negara BASIC menggarisbawahi dukungan mereka kepada Copenhagen Accord saat mereka bertemu pada 24 Januari 2010.
Keempat negara tersebut sekaligus menantang negara-negara maju untuk benar-benar memberikan bantuan yang telah mereka janjikan.
Sementara itu China mengulang janjinya pada surat tertanggal 28 Januari bahwa mereka akan memotong produksi karbon per unit keluaran (output) ekonomi hingga 40-45 persen di bawah proyeksi emisi pada 2020 dari level emisi 2005. Target ”Intensitas karbon” akan tetap mengakibatkan emisi meningkat, tapi lebih lambat dibanding peningkatan ekonomi.
Negara-negara besar
Utusan AS Todd Stern, Kamis (28/1), mengatakan, AS akan memotong emisi GRK sekitar 17 persen pada 2020 dari tingkat emisi 2005. Target ini menegaskan angka dari Gedung Putih tahun lalu.
Target 4 persen di bawah tingkat emisi tahun 1990 akan lebih sulit ketika sejumlah negara bagian tak lagi dipimpin Partai Demokrat, partai asal Obama.
Uni Eropa pada 27 Januari mengusulkan target bersama, yaitu 20 persen penurunan emisi pada 2020 dari level 1990 dan bisa menjadi 30 persen penurunan jika negara lain memperbesar pengurangan emisinya.
Adapun Jepang mengulangi usulan pengurangan emisi 25 persen dari level 1990 pada 2020 dengan syarat China dan AS sepakat dengan target itu.(AFP/REUTERS/AFP/ISW)