BENCANA BISA TERJADI BILA ABAIKAN LIMA DAS
JAKARTA, KOMPAS - Kehadiran Kanal Timur justru bisa menjadi bencana bagi warga Jakarta bila lima daerah aliran sungai yang airnya menuju Kanal Timur diabaikan. Pasalnya, jumlah air yang meresap kian sedikit, karena rusaknya derah resapan. Akibatnya, air yang masuk Kanal Timur akan langsung ke laut. Kondisi seperti ini juga akan memperluas intrusi air laut ke darat.
Demikian disampaikan Manager Kampanye Air dan Pangan Wahana Lingkungan Hidup Muhammad Islah di Jakarta, Kamis (22/4). Menanggapi hal tersebut. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Pitoyo Subandrio, yang dihubungi terpisah, mengatakan, pihaknya sudah memperbaiki kondisi lima daerah aliran sungai (DAS).
Kelima DAS yang airnya mengalir ke Kanal Timur adalah Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jatikramat, Kali Cakung, dan Kali Cipinang. ""Oleh karena itu, wilayah resapan air di kelima DAS harus dipulihkan. Demikian pula kawasan tepian proyek BKT. Bila kawasan resapan air bisa mencapai kondisi maksimal menyerap air hujan, sebagian air hujan tidak langsung meluncur ke laut lewat BKT,"" kata Islah.
Ia memaparkan, kelima DAS baru bisa dikatakan sebagai daerah resapan air yang memenuhisyarat bila seluruh tepiannya dibebaskan dari bangunan dan ditanami pepohonan pelindung. Menurut Islah, seharusnya sebelum membangun Kanal Timur, pemerintah sudah memperhitungkan hal ini. Selanjutnya, masalah pemeliharaan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah daerah yang dilewati DAS.
""BKT justru akan menjadi bencana kalau di tepian kelima DAS justru dibangun permukiman, bahkan rumah susun atau apartemen. Kalau sudah begini, DAS dan BKT cuma dijadikan tempat pembuangan sampah. Ya sampah industri, ya sampah rumah tangga,"" kata Islah.
Sudah dipulihkan
Menyangkut kawasan resapan air di kelima DAS, Pitoyo mengatakan, pihaknya sudah melaku kan langkah pemulihan, antara lain melakukan penghijauan dan perbaikan parit Meski demikian, ia mengakui, sebagian besar tepian kelima DAS terkepung kawasan permukiman.
""Kalau soal sampah, sebaiknya tanyakan kepada dinas-dinas terkait, seperti dinas kebersihan, dinas pekerjaan umum, dinas pertamanan, dan PD Pasar Jaya. Sebab, sampah di kali itu tanggung jawab mereka,"" ujar Pitoyo. Ia mengatakan, pihaknya takbisa membangun pintu saringan sampah, baik di ujung hulu Kanal Timur yang mengalirkan air Kali Cipinang maupun membangun saringan air di kelima DAS.
""Kalau pintu saringan dibangun di BKT, akan terjadi penumpukan sampah yang luar biasa saat hujan deras berlangsung lama. BKT itu kan dibuat untuk dilalui arus deras. Kalau datang arus deras membawa sampah, pintu saringan akan cepat menjadi gunungan sampah. Kalau pintu saringan dibangun di kelima DAS, warga di pinggiran kali akan menganggap kali sebagai tempat sampan,"" kata Pitoyo.
Pengamatan Kompas di Kanal Timur kemarin menunjukkan, kawasan hulu Kanal Timur masih menjadi tempat pembuangan sampah Kali Cipinang dan tempat pembuangan sampah warga sekitar. Di bagian lain, Islah mengingatkan, saat ini kuantitas dan kualitas air di Jakarta dan sekitarnya sudah buruk. Penyedotan air tanah sudah kian mudah menimbulkan penurunan tanah.
Air tanah pun sudah payau. Kualitas air sungai di sebagian besar sungai sudah rusak dan berbahaya bagi makhluk hidup. Menurut dia, bila Kanal Timur dibangun secara baik dan integral dengan kelima DAS, Kanal Timur bisa diharapkan sebagai kawasan resapan air terbaik di Jakarta. (WIN)