RENEWABLE ENERGY ASIA 2010 DIGELAR DI BANGKOK
JAKARTA, KOMPAS.com - Memulihnya kondisi perekonomian Asia berdampak pada peningkatan permintaan energi oleh negara-negara Asia dan memberikan kesempatan tumbuhnya energi-energi terbarukan. Kesempatan ini menjadi inti penyelenggaraan Renewable Energy Asia (REA) Conference and Exhibition 2010 yang digelar 15-18 September 2010 mendatang di Bangkok, Thailand.
Selain bertujuan mempromosikan energi terbarukan, forum yang diselenggarakan oleh UBM Asia ini juga menjadi kesempatan bagi pemerintah-pemerintah dan para investor regional Asia untuk berdialog sehingga menumbuhkan investasi dan transaksi bisnis.
""Negara-negara Asean telah bertekad untuk mengalokasikan 15 persen dari total kapasitas energi terbarukan hingga 2015 dan ini berarti kesempatan investasi bernilai miliaran dolar,"" ungkap Managing Director UBM Asia Michiel Kruse dalam keterangan pers di Hotel Mulia, Kamis (15/7/2010).
Michiel menjelaskan meski forum ini digelar di Bangkok, ini tidak hanya menjangkau negara-negara Asia saja tapi juga internasional. Penyelenggara menyediakan sejumlah paviliun bagi negara-negara di luar Asia, seperti Jerman. Forum dan pameran ini juga terbuka lebar bagi investor mancanegara. Forum menyediakan kesempatan bagi pemerintah, investor dan buyer untuk bertemu dan berdialog.
Dalam keterangan pers, hadir pula Duta Besar Kerajaan Thailand untuk Indonesia Thanatip Upatising. Thanatip mengatakan saat ini negara-negara Asia saat ini sedang menikmati pemulihan ekonomi dari krisis. Seiring itu, permintaan energi juga meningkat. Selain itu pula, isu perubahan iklim juga menjadi perhatian internasional.
Negara-negara di Asia sudah berkomitmen menekan emisi karbon dengan energi terbarukan. Komitmen ini pula yang berkesan baginya ketika berdialog dengan pemerintah Indonesia. ""Jadi kita tak bisa menolak agenda pertumbuhan permintaan energi memunculkan kemungkinan akan alternatif energi terbarukan untuk tumbuh,"" katanya.
Tak lupa pula, Thanatip menjamin keamanan Bangkok untuk menggelar acara internasional ini.