WWF FASILITASI FORUM EDITOR SE-SULAWESI
Oleh: Masayu Yulien Vinanda
Makassar (07/07)-Dalam rangka membangun peran media massa dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan, WWF-Indonesia bekerjasama dengan eLSIM (Lembaga Survei dan Informasi Media) dan didukung oleh Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) menggelar forum editor se-Sulawesi yang bertajuk “Media Massa dan Upaya Menjaga Kualitas Lingkungan Hidup.” Forum yang digelar di Hotel Clarion, Makassar pada 5-6 Juli 2011 tersebut dihadiri oleh sejumlah pemimpin redaksi dan editor se-Sulawesi.
Pertemuan para petinggi media massa se-Sulawesi tersebut diharapkan mampu membangun komunikasi yang lebih baik diantara pemangku kepentingan terkait isu lingkungan lingkungan hidup. Hadir sebagai pembicara yakni wartawan senior sekaligus pendiri harian Sinar Harapan Aristides Katoppo serta pakar Antropologi Lingkungan dari Universitas Hasanuddin Ir. M. Asar Said Mahbub, MP. Sementara Direktur Eksekutif SIEJ Igg. Mahaadi bertindak sebagai moderator.
Menurut Aristides, pers merupakan enabler kepada masyarakat. Para pewarta juga berperan sebagai mediator dan moderator antara kepentingan bisnis, masyarakat, dan pemerintah.
“Lingkungan hidup bukan hanya tugas NGO. Ibarat perang yang terlalu penting untuk diserahkan kepada jenderal, lingkungan hidup terlalu penting untuk diserahkan hanya ke NGO. Inilah mengapa pers memegang peran penting. Pers menjadi moderator untuk mengumpulkan para key stakeholder, baik yang terkena dampak negatif maupun yang positif,” ungkapnya.
Sementara, antropolog Ir. M. Asar Said mengemukakan tentang kearifan lokal masyarakat adat di Sulawesi dalam mengelola lingkungan hidup. Ia mencontohkan masyarakat adat Makassar -Tallasa dan Kamase-masea yang terbiasa hidup bersahaja, serasi dan selaras dengan alam.
“Banyak media yang justru menyiarkan hal-hal yang tidak baik, dan berulang-ulang. Sehingga menimbulkan kebencian pada orang lain, pesimisme pada masyarakat. Sudah saatnya media untuk menyiarkan berita-berita yang bebas bias, mencerahkan, informatif, berisi pemikiran yang sehat, hal-hal yang bisa kita ambil dari kearifan lokal,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama juga diadakan pameran foto esai dengan tema “Media Membidik Lingkungan Hidup Kita” yang menggambarkan berbagai dampak degradasi lingkungan terhadap kondisi sosial, budaya dan keseharian masyarakat di Sulawesi. Foto esai yang ditampilkan berasal dari insan jurnalis fotografi media massa peserta Editors Roundtable, pemerhati lingkungan, serta penggiat fotografi lingkungan.