WWF-INDONESIA ISI SESI “COVIRONMENTAL WEEK”
Jakarta, 18 November 2012. Bertempat di Coffee Institute, Jln. Gunawarman 71 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, WWF-Indonesia mengisi sebuah sesi talkshow dan diskusi dalam rangkaian kegiatan “Covironmental Week” yang diadakan untuk merayakan Hari Pohon.
Pada kesempatan tersebut, WWF-Indonesia mendatangkan dua narasumber, yakni Linda Sunandar, Individual Fundraising Manager WWF-Indonesia, dan Dita Ramadhani, Responsible Trade and Networking Coordinator WWF-Indonesia.
Di sesi pertama, Linda Sunandar memperkenalkan program MyBabyTree yang pada 24 November mendatang akan mengadakan kegiatan penanaman pohon di Cisarua, Bogor. Program kaya-makna ini merupakan sebuah gerakan peduli pada kondisi area hijau di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. DAS yang terkelola dengan baik diyakini mampu menampung, menyimpan, dan mengalirkan air secara konsisten sebagai pendukung kehidupan masyarakat secara berkelanjutan.
Untuk berpartisipasi dalam program ini, lanjut Linda, caranya sangat mudah. Yakni, dengan membayar uang sejumlah Rp 250.000,- saja, yang sudah meliputi biaya pembelian 1 pohon dan perawatan intensifnya selama 2 tahun, serta biaya transportasi, makan siang, dan tiket masuk Talaga Warna, Cisarua, Bogor. Peserta juga akan mendapatkan beragam bingkisan. “Yang mau ikutan ke Cisarua, masih ada 20 seats yang tersisa. Bagi yang tidak sempat ikut ke Cisarua, dapat berperan aktif dengan mendonasikan uang sejumlah Rp 150,000,-. Donatur nantinya bisa memonitor perkembangan pohonnya lewat Google Earth dengan memasukkan kode registrasi yang akan diberikan,” jelas Linda.
Sebelum memulai sesinya, Dita Ramadhani memutarkan sebuah film buatan WWF Inggris tahun 2011 yang menggambarkan nilai penting hutan tropis sebagai hutan tadah hujan. Dita lalu mengungkapkan fakta tentang hutan yang merupakan tempat hidup bermacam jenis makhluk hidup serta aset yang luar biasa bagi keberkelangsungan kehidupan secara luas, yang harus dijaga keberadaannya. Pembalakan hutan yang tidak mengindahkan kelestarian hutan menjadi ancaman serius. Dalam upaya menjaga kelestarian hutan yang merupakan warisan bagi generasi selanjutnya itulah WWF-Indonesia memiliki sebuah inisiatif bernama Global Forest & Trade Network (GFTN). GFTN merupakan upaya mencapai pengelolaan hutan berkelanjutan melalui proses sertifikasi.
Dita mengungkapkan, melihat kondisi pola konsumsi masyarakat di Indonesia saat ini, target GFTN masih jauh dari berhasil. Hal tersebut tergambar dari produk-produk bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC) yang jumlahnya sangat terbatas di pasar domestik. “Padahal, ada ratusan perusahaan perkayuan di Indonesia yang sudah mendapat sertifikat FSC. Namun, karena harganya cenderung mahal dan kesadartahuan masyarakat masih rendah, produk-produk itu malah diekspor keluar negeri,” ujar Dita.
Dalam sesi tanya-jawab, sejumlah pemirsa tampak antusias menanyakan cara untuk berperan aktif dalam berbagai aktivitas WWF-Indonesia, baik dalam program MyBabyTree maupun lainnya, seperti Panda Mobile dan Earth Hour. Tidak sedikit dari mereka juga merasa mendapat wawasan baru mengenai perilaku-perilaku yang ramah lingkungan.