EARTH HOUR 2013: MEMATIKAN LAMPU HANYA PERMULAAN
Jakarta, 24 Maret 2013. Kegiatan ‘Switch-Off’ dalam rangka perayaan Earth Hour 2013 di Indonesia yang dipusatkan di Taman Tugu Proklamator, Jakarta, kemarin (23/03) berjalan dengan meriah. Ratusan orang datang dan melebur dalam suasana remang-remang selama satu jam malam itu. Sejumlah anak muda berkaus hitam memegang lilin yang temaram, saling bergandengan tangan dan tampak ceria, antusias memadati ruang publik yang dihiasi patung replika beberapa satwa liar yang sudah langka. Terlihat pula kelompok-kelompok keluarga lengkap dengan anak-anak, bahkan masyarakat di sekeliling area Pegangsaan dan Jalan Proklamasi ikut bergembira bersama. Malam itu, mereka dihibur pula oleh pertunjukan musik dari sejumlah seniman pro kelestarian Bumi yang tampil di sebentuk panggung sederhana. Penampilan The Rombenks, Aman Percussion, Jamaican Cafe, 3 Composers, Nugie, dan Jubing, membuat waktu satu jam tanpa listrik berlalu dengan cepat.
Kegiatan hari itu sendiri sudah dimulai sejak pukul 10.00 wib. Bekerja sama dengan BPLHD, Yayasan Bhuvana Nusantara, Indonesia Berkebun, Pramuka, serta Hijabspeak, dilakukan pembuatan 65 lubang biopori di sekitar area Taman Proklamasi. Sekitar pukul 12.00 wib, sejumlah komunitas mengadakan piknik sambil berdiskusi di area taman. Selanjutnya, pada pukul 18.30 wib, diputar film animasi mengenai edukasi penggunaan energi yang bijaksana, ""Petualangan Bayu dan Elektra"".
Dalam sambutannya sebelum momen ‘Switch-Off”, DR. Efranjah, CEO & Executive Director WWF-Indonesia mengatakan bahwa Kampanye Earth Hour tahun ini merupakan milik komunitas yang mendukung keseluruhan kegiatan Earth Hour yang telah dimulai sejak 22 Februari lalu dan akan berakhir di perayaan Hari Bumi, 22 April 2013. Menurutnya, nilai terpenting dari kampanye ini bukanlah pada semata penghematan energi dalam aksi mematikan lampu selama satu jam. Namun lebih jauh, pada tersebarnya perilaku yang mengarah pada gaya hidup yang ramah lingkungan. “Kami berterima kasih kepada seluruh komunitas yang telah berpartisipasi aktif dalam mensukseskan kampanye ini hingga menyebar ke banyak kota di Nusantara,” pungkasnya.
Kampanye Earth Hour tahun ini memang melibakan banyak sekali komunitas sosial, seni, bakat, dan hobi. Di lokasi utama perayaan Earth Hour Indonesia, di Taman Proklamasi, komunitas-komunitas tersebut tak hanya mengisi booth-booth yang disediakan dengan ciri khasnya masing-masing, namun juga secara aktif mensosialisasikan program-program sosial mereka serta menyebarkan berita baik mengenai Kampanye Earth Hour lewat jejaring sosial yang mereka punyai. Komunitas Pandora Squad misalnya, mereka yang anggotanya tergabung karena hobi desain grafis ini memamerkan karya-karya yang mengimbau penghematan kertas. Di tenda Hijabspeak, ada celengan-celengan kaleng yang dapat dibawa pulang untuk diisi logam kembalian yang jika kelak sudah penuh dapat didonasikan untuk biaya sekolah anak-anak tak mampu. Sementara di tenda Komunitas Astronom Amatir, seorang anggotanya menjelaskan betapa penghematan terhadap penggunaan cahaya lampu di luar ruangan di malam hari dapat meningkatkan kesempatan manusia untuk menikmati cahaya dan gerak-gerik benda-benda langit yang luar biasa indah.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, memenuhi komitmennya untuk memeriahkan kegiatan malam itu. Beliau memimpin momen ‘Switch-On’ tepat pukul 21.30 wib. Setelahnya, perwakilan dari PLN melakukan penghitungan atas daya yang dihemat malam itu. Menurutnya, selama satu jam pelaksanaan aksi mematikan lampu pada hari itu telah berhasil menghemat listrik sebesar 236 Megawatt, yang artinya mengalami peningkatan dari capaian 214 Megawatt di tahun lalu.
Aksi mematikan lampu yang menjadi puncak Kampanye Earth Hour 2013 juga serentak dilaksanakan di 32 kota di seluruh Nusantara, serta di banyak negara pendukung kampanye ini di dunia.