SCIENCE FILM FESTIVAL 2013 DI 20 KOTA DI INDONESIA
Oleh Verena Puspawardani
Tahun ini, Science Film Festival kembali hadir dengan tema energi dan kesinambungan di negara-negara ASEAN (Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam), dan 3 negara peserta baru: Yordania, Palestina, dan Uni Emirat Arab, mulai 7 Oktober – 15 Desember 2013.
Festival film ini diselenggarakan dalam skala regional (Asia Tenggara, Afrika Utara, dan Timur Tengah) dan telah mengalami pertumbuhan pesat menjadi yang terbesar di dunia sejak awal penyelenggaraannya oleh Goethe-Institut di Thailand pada tahun 2005 karena secara konsisten menampilkan film-film bertema ilmu pengetahuan dan teknologi (baca: iptek) secara menyenangkan. Tujuannya supaya bisa memancing rasa penasaran dan ketertarikan orang muda berusia 9 – 14 tahun dan khalayak umum terhadap iptek.
Science Film Festival terus menerus melanjutkan proses edukasinya soal perubahan iklim. Setelah tahun-tahun sebelumnya mengangkat tema hutan dan air, kali ini anak-anak diajak mempelajari sumber daya alam yang menjadi sumber energi dan pentingnya ketersediaan sumber energi untuk generasi mendatang, sehingga mereka lebih bijak mengonsumsi energi.
Di Indonesia sendiri, tahun 2013 adalah tahun ke-4 Science Film Festival dan diselenggarakan di lebih dari 20 kota selama 15 – 30 November 2013, antara lain: Banda Aceh, Ambon, Bali, Bandung, Jakarta, Jayapura, Mataram, Makassar, Malang, Medan, Palu, Palembang, Pontianak, Salatiga, Jakarta, Solo, Sorong, Surabaya, Soe, Tomohon, dan Yogyakarta.
WWF-Indonesia dengan bangga telah menjadi bagian dari Science Film Festival di Indonesia sejak 2011 karena festival film seperti ini merupakan momentum baik untuk meningkatkan kepedulian kaum muda terhadap pelestarian alam dan hutan, sekaligus memotivasi mereka menjadi motor perubahan untuk lingkungan sekelilingnya, mulai dari diri sendiri. Apalagi setiap pemutaran film juga diikuti dengan sesi permainan dan eksperimen untuk memperjelas pemahaman anak-anak soal energi di kehidupan sehari-hari dengan peralatan sederhana.
Bedanya tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah selain menjadi juri seleksi film yang ditayangkan secara nasional dan mitra penyelenggara di beberapa kota bekerja sama dengan jaringan Komunitas Earth Hour Indonesia (Banda Aceh, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Samarinda, Makassar, dan Jayapura), film yang diproduseri oleh WWF-Indonesia bersama dengan BNI, The Body Shop, dan Hilo, dan dibuat oleh Greeneration Indonesia & Sahabat Kota, yaitu “Petualangan Banyu dan Elektra Menyalakan Kota” terpilih untuk diputar di seluruh negara peserta Science Film Festival 2013. Lalu, sebagai organisasi yang juga mengampanyekan perubahan iklim dan energi, WWF-Indonesia turut mendukung kegiatan ini dengan diskusi yang mengangkat tema energi terbarukan bekerja sama dengan beberapa kampus dan komunitas di Jakarta.
Secara nasional, Science Film Festival 2013 akan dibuka di Jakarta pada tanggal 14 November dengan pemutaran film di Blitz Megaplex, Grand Indonesia, bersama dengan para mitra Goethe-Institut Indonesia, seperti Kedutaan Besar Jerman di Indonesia, Institut Francais d’Indonesie, Allianz Life Indonesia, Siemens Indonesia, HiLo School, Santika Indonesia, Garuda Indonesia, Universitas Paramadina, dan Kuark Magazine. Masing-masing mitra dalam konferensi pers Science Film Festival hari ini menyatakan keprihatinan, kontribusi, dan harapan yang sama terkait sumber energi yang makin langka di Indonesia, upaya perubahan di kebijakan internal, dan pentingnya mengembangkan potensi baru di energi terbarukan yang sangat kaya di negara ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang ke-16 film, sinopsis, katalog kegiatan, para juri, dan stiker yang bisa diunduh, silakan kunjungi goethe.de/sffindonesia