MILLIE STEPHANIE: KARMA PEMBUNUHAN HIU AKAN KURANGI HOKI DALAM BISNIS
Oleh: Nefa D. Firman
Terkejut dan kecewa, itulah respons Millie Stephanie, Pendiri dan CEO Mobiliari Group, penerbit majalah gaya hidup ""Indonesia Tatler,"" saat berbincang santai dengan Devy Suradji dari WWF-Indonesia. Dari perbincangan itu, Millie mengetahui bahwa hiu terancam punah dalam 55 tahun lagi. Ia pun terenyuh saat tahu bahwa penangkaran hiu adalah sesuatu yang mustahil. Ia semakin tidak nyaman saat tahu sirip hiu diambil dengan cara yang keji di lautan. Hiu yang tertangkap atau yang ditangkap dipotong sirip-siripnya dalam keadaan hidup kemudian dibuang ke laut untuk mati tenggelam secara perlahan. “Sejak saat itu saya berhenti mengkonsumsi hidangan dengan sirip hiu,” imbuhnya.
Hidangan berbahan sirip hiu pernah menjadi tradisi di keluarga besar Millie. Sejak kecil ia dibiasakan mengkonsumsi sup sirip hiu, terutama saat Hari Raya Imlek. Kebiasaan ini dipercaya dapat memberi kesehatan, hidup panjang, dan kemakmuran. Biasanya keluarga besarnya menyantap sajian sirip hiu di sebuah restoran di jaringan hotel bintang lima di Jakarta. “Yang saya ketahui bahan bakunya bisa didapatkan di beberapa tempat, seperti di bandara atau di daerah Kota, Jakarta.”
Tradisi ini lekat dengan hubungan keluarga besarnya yang senang berkumpul sambil menyantap hidangan bersama. “Kebersamaan dan kehangatan sangat penting dalam budaya keluarga Tionghoa. Mampu menyuguhkan hidangan istimewa seperti sirip hiu kepada keluarga besar yang Anda cintai menjadi perwujudan kedekatan dan penghormatan.”
Finalis Entrepreneur of the Year dari lembaga akuntan publik ternama Ernst & Young ini menambahkan bahwa bagi orang Tionghoa, hoki sangat penting. “Kami sangat takut berada dalam keadaan tidak hoki dan tidak beruntung, terutama dari sisi bisnis. Menurut saya, karma dari pembunuhan hiu untuk diambil siripnya akan berakibat pada berkurangnya hoki dan rezeki dalam bisnis.”
Millie merasa dikelabui oleh restoran-restoran penyaji hidangan sirip hiu yang biasa didatanginya, yang mengklaim bahwa sirip hiu yang disajikan merupakan hasil penangkaran. “Sejak mengetahui bahwa mustahil menernakkan hiu, saya langsung secara aktif mengajak keluarga dan kerabat dekat untuk berhenti membunuh ikan hiu hanya untuk semangkuk sup,” ujar lulusan cum laude dari Golden Gate University, Amerika Serikat.
Imlek kali ini akan menjadi langkah awal bagi Millie dan keluarga besarnya. “Saya akan terus aktif menjadi ‘wakil’ hiu, dimulai dari lingkungan sekitar saya untuk dapat sadar akan pelestarian hiu.”