INSPIRASI EKOWISATA DALAM PENJELAJAHAN LIMA HARI DI WAKATOBI
Oleh: Martina Rahmadani (Responsible Marine Bussiness Officer)
Momen magis tak hanya terjadi di atas bumi Wakatobi. Tetapi juga ketika kami menikmati bawah lautnya – Pulau Hoga, yang kami selami hingga siang hari pada ketiga perjalanan menjelajahi Wakatobi ini.
Desa Derawa dan Perkampungan Bajo Mantigola menjadi destinasi kami selanjutnya.
Desa Derawa adalah salah satu desa yang berada di pulau terpisah dari pulau besar Kaledupa. Mayoritas masyarakat desa ini adalah petani rumput laut. Tidak hanya belajar memasang bibit rumput laut, peserta pun diajak ke ladang rumput laut untuk menanam hasil bibit yang telah dipasang.
Perjalanan menuju ladang rumput laut dapat ditempuh dalam waktu 15 menit. Lokasi yang cukup indah membuat semua mata peserta tidak berkedip. Selain keindahan alamnya yang luar biasa, bagi saya sendiri, kegiatan ini memberikan pengalaman baru. Saya ikut memasang bibit rumput laut langsung di lokasi perkebunannya!
Inilah yang disebut sisi lain sebuah perjalanan – kontribusi dan interaksi langsung dengan orang-orang yang kita temui setiap hatinya. Tidak hanya peserta yang memperoleh pengalaman, kegiatan ini juga memberikan semangat bagi para petani rumput laut.
Hari ketiga diakhiri dengan menghabiskan sore di Perkampungan Bajo Mantigola. Desa yang terpisah dari Pulau Kaledupa ini dicapai melalui jembatan kayu, dan disambung dengan sampan. Matingola menyajikan pemandangan matahari terbenam yang indah, menyihir siapapun untuk betah duduk di tepian jembatan kayu.
Kami juga disuguhkan makanan lokal oleh masyarakat, dengan menu kasoami biru (kasoami hitam), ikan bakar, serta olahan dari latu/ lawi lawi, atau Caulerpa lentillifera yang merupakan salah satu jenis Alga.
Setelah dua hari di Kaledupa, peserta kembali ke Wangi-wangi. Kami diajak untuk menikmati hamparan laut biru dan menyaksikan para nelayan tuna dengan lihainya menggunakan pancing layang-layang. Kami juga melihat lumba lumba yang sibuk mencari makan.
Aktivitas yang dimulai sejak pukul 06.00 pagi, akhirnya berakhir dengan kunjungan ke pasar ikan dengan didampingi kelompok Lepa Mola, yang juga dampingan WWF-Indonesia. Peserta diberikan penjelasan cara memilih ikan yang ditangkap menggunakan alat tangkap ramah lingkungan serta jenis dan ukuran yang sesuai dengan Seafood Guide WWF-Indonesia.
Lengkap sudah lima hari ekowisata ini, ditandai dengan penuhnya kamera dengan berbagai foto peserta. Kami tidak lupa berburu oleh-oleh hasil olahan perikanan masyarakat Wakatobi seperti ikan cakalang dan tuna asap, parende, serta ikan asin.
“Keindahan Wakatobi nggak hanya di laut, tetapi juga di darat.. Ikut aktivitas masyarakat itu nggak terlupakan, dan menambah kepekaan kita terhadap sekitar,” ungkap Zack, salah satu peserta. “Let’s Travel with Respect!” sambungnya, meniru slogan andalah Jelajah Biru.