WWF-INDONESIA INISIASI PRAKTIK BUDIDAYA IKAN PATIN YANG BERTANGGUNG JAWAB
Oleh Agis Riyani
Pernah mendengar nama ikan Pangasius? Mungkin bagi sebagian orang nama tersebut tidak familiar. Namun, bila disebut ikan patin, tentu terdengar familiar bukan? Ikan patin (Pangasius pangasius) merupakan salah satu komoditas budidaya perikanan Indonesia yang masuk dalam program industrialisasi budidaya perikanan sehingga produksinya akan terus dipacu dari tahun ke tahun. Produksi ikan patin nasional pada 2012 sebesar 340.000 ton atau meningkat hampir 10 kali lipat dari produksi pada 2007 yang hanya sebesar 37.000 ton. Wilayah di Indonesia yang terkenal sebagai pusat budidaya patin adalah Provinsi Kalimantan Selatan, Jambi, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat.
Peningkatan produksi tersebut dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti peningkatan kebutuhan benih yang berkualitas, peningkatan kebutuhan pakan, penurunan kualitas air dan lingkungan, ancaman serangan penyakit, teknik budidaya yang efisien dan efektif, penanganan pasca panen yang baik, daya beli pasar domestik dan ekspor, serta permasalahan-permasalahan sosial dan legalitas usaha, termasuk kesesuaian aktivitas budidaya dengan tata ruang daerah.
WWF-Indonesia melalui program budidaya perikanan berinisiatif untuk berkontribusi dalam upaya mewujudkan praktik budidaya ikan patin yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Dimulai dengan penyusunan panduan praktis yang diberi nama ""Better Management Practice (BMP) Budidaya Ikan Patin"", proses pembuatan BMP Budidaya Ikan Patin dilakukan sejak Februari 2014 dengan melakukan pengambilan data lapangan dan desk study di wilayah Kalimantan Selatan dan Jambi.
Pada Juni 2014, WWF-Indonesia mengadakan external expert review atas draft BMP Budidaya Ikan Patin yang bertujuan sebagai dialog untuk penyempurnaan draft BMP Budidaya Ikan Patin, melibatkan para pihak yang kompeten di bidang budidaya ikan patin. Dengan kegiatan tersebut diharapkan BMP yang dihasilkan bisa memenuhi kaidah ilmiah namun praktis serta dapat diterima oleh semua pihak. Kegiatan dihadiri perwakilan dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi dan BBAT Mandiangin, kelompok pembudidaya ikan patin di Jambi, serta perwakilan dari perusahaan Dee Jee Fish Sukabumi.
Saat ini proses penyusunan BMP Budidaya Ikan Patin telah sampai pada tahap layout yang kemudian akan direvisi kembali sebelum dicetak dan disosialisasikan. Ke depan, BMP Budidaya Ikan Patin diharapkan mampu menjadi panduan kepada para pembudidaya ikan patin, baik dalam skala kecil maupun besar, guna mempraktikkan cara-cara budidaya ikan patin secara bertanggung jawab sekaligus menjaga kualitas lingkungan sekitar.