ARIO BAYU, WWF WARRIOR ORANGUTAN, BINTANGI PSA ANTI KORUPSI KEHUTANAN
Oleh: Ciptanti Putri
Ario Bayu, pemain film berbakat Indonesia yang juga seorang WWF Warrior Orangutan, membintangi sebuah iklan layanan masyarakat (public service announcement/PSA) bertema anti korupsi di sektor kehutanan. PSA yang dirilis hari ini (8/12) tersebut diproduseri oleh konsorsium Strengthening, Integrity and Accountability Program II (SIAP II) dalam rangka Hari Anti Korupsi Indonesia (HAKI) 2014.
WWF-Indonesia menjadi salah satu organisasi yang tergabung dalam konsorsium tersebut, selain Transparansi Internasional Indonesia dan Indonesia Working Group on Forest Finance. “Sejalan dengan misi SIAP yang ingin memperkuat kapasitas masyarakat sipil, media, dan pejabat publik dalam mewujudkan pengelolaan sektor kehutanan yang lebih baik, kami memproduksi PSA ini dalam rangka mengingatkan kepada publik tentang praktik korupsi dan pencucian uang yang terjadi di sektor kehutanan,” ungkap Dyah Ekarini, Koordinator Komunikasi & Media SIAP II, usai sesi syuting yang bertempat di sebuah pertokoan di bilangan Jakarta Barat. “Kami mengajak masyarakat luas untuk tidak menutup mata dan tidak mengabaikan praktik korupsi di sektor kehutanan karena dampak buruknya pada kelangsungan hutan kita.”
Rini melanjutkan, WWF-Indonesia sejak tiga tahun yang lalu tidak ragu bergabung dalam konsorsium karena mengindikasi praktik korupsi di sektor ini sebagai salah satu akar dari pengrusakan hutan di Indonesia. Lewat SIAP, WWF-Indonesia berbicara langsung kepada masyarakat sipil yang berada di sekitar kawasan hutan, kepada perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis kehutanan, kepada pemerintah serta media, untuk bersama-sama mengawasi beragam kecurangan yang terjadi.
Sementara itu, Ario Bayu mengungkapkan bahwa dukungan penuhnya terhadap upaya penyadartahuan masyarakat mengenai isu ini karena menurutnya korupsi harus dieliminir bahkan diberangus habis, baik di sektor kehutanan maupun di sektor-sektor kehidupan lainnya. “Korupsi di sektor kehutanan ada kaitannya dengan pola konsumsi masyarakat yang boros dan tidak bijak. Karena tingginya permintaan berbagai produk yang bahannya berasal dari hutan maka tercipta peluang bagi pelaku industri dan pembuat kebijakan untuk tidak jujur dalam praktik pengelolaan sektor kehutanan,” tutur penyuka aktivitas alam ini. Menurutnya, masyarakat yang tinggal di dekat kawasan hutan maupun yang tinggal di perkotaan wajib mengawasi dan melaporkan jika ada praktik kecurangan di sektor ini. “Kita dan makhluk hidup lainnya membutuhkan hutan. Tanpa hutan, satwa liar akan segera punah sehingga ekosistem di bumi akan terganggu.”
Menimbang korupsi sebagai hal substansif yang perlu diperangi karena menimbulkan dampak yang merusak, pria berkulit gelap yang sempat menimba ilmu teater di Amerika ini berpesan agar setiap individu tidak ragu bertindak nyata dengan berperilaku hemat dalam mengkonsumsi produk berbahan dasar kayu. “Pilihlah produk yang bersertifikat. Jika melihat atau mengetahui adanya praktik korupsi di sektor kehutanan, segera laporkan. Korupsi adalah akar kerusakan hutan. Kita wajib menghentikannya,” pungkas dia.