KUNJUNGAN MONA WARRIOR KE ALOR DAN LABUAN BAJO
Lokasi kerja WWF-Indonesia Alor dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, sangat beruntung karena mendapat kesempatan dikunjungi MoNa Warrior. Perjalanan WWF-Indonesia kali ini ditemani oleh Morgan Oey, berkunjung ke Alor pada September 2023 dan Aurelie Moremans ke Labuan Bajo di awal Oktober 2023.
Kunjungan Morgan ke Alor selain memanjakan mata dengan keindahan laut Alor, juga untuk mengunjungi lokasi kerja WWF-Indonesia. Salah satunya adalah Pulau Buaya, disebut pulau buaya karena bentuknya yang mirip dengan buaya.
Kunjungan ini dilakukan untuk melihat dan menginformasikan kepada MoNa Warrior bahwa penduduk Pulau Buaya tidak lagi mengambil ikan dengan menggunakan peledak, selain itu untuk menunjukkan peran WWF-Indonesia dalam melakukan rehabilitasi terumbu karang.
Rehabilitasi karang disini dilakukan dengan metode rock pile, yakni batu yang disusun dalam beragam konfigurasi diatas hamparan patahan atau karang mati. Sekitar 96m2 terumbu karang ditanam agar kedepannya dapat menjadi rumah ikan, 32m2 diantaranya merupakan dukungan langsung dari Epson Indonesia. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi lokasi tempat wisata selam bagi para wisatawan yang berkunjung.
Di kesempatan tersebut, Morgan Oey juga diajak melihat dugong bernama Mawar. Dugong (Dugon Dugong) berkelamin jantan ini, menjadi atraksi bagi pengunjung atau wisatawan di Alor. Namun, pengunjung perlu hati-hati, karena interaksi dengan satwa liar tidak bisa sembarangan. Umumnya berinteraksi dengan satwa liar cukup diamati dari jauh, tidak boleh memegang dan memberi makan. Untuk pengamatan dugong saat itu, rombongan pun hanya memantau dari atas perahu dan mengabadikannya dengan foto atau video dari perahu saja.
Perjalanan kali ini juga diikuti oleh mitra WWF-Indonesia, Epson untuk melihat hasil-hasil kerja WWF-Indonesia yang didukung oleh Epson serta untuk mengetahui perkembangannya setelah kerja sama dimulai tahun 2022 lalu.
Selain ke Pulau Buaya atau MIN 2, Morgan Oey juga berkesempatan mengunjungi Sekolah Kristen Aimoli Alor. Sekolah yang baru saja diresmikan ini sudah memiliki banyak peserta didik. Selain memberikan dukungan moral agar semangat menimba ilmu, Morgan juga memberikan dukungan untuk melengkapi fasilitas belajar dan mengajar di sini.
Berbeda dengan Morgan, Aurelie Moremans yang juga merupakan MoNa Warrior, berkesempatan berkunjung ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Labuan Bajo yang merupakan sebuah surga tersembunyi yang ada di Indonesia bagian timur dan sangat indah, ternyata memiliki permasalahan lingkungan terkait sampah.
Data studi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh WWF-Indonesia pada tahun 2017, memperkirakan terdapat 112,4 m3/hari atau sekitar 12,8 ton/hari sampah yang dihasilkan di Labuan Bajo dan di Taman Nasional Komodo terdapat 12,18 m3/hari atau sekitar 0,65 ton/hari.
Melihat permasalahan sampah tersebut, masyarakat Labuan Bajo kemudian menginisiasi sebuah Koperasi Serba Usaha (KSU) Sampah Komodo sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di Labuan Bajo.
KSU ini kemudian menjadi percontohan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang yang berlokasi di Desa Batu Cermin, Labuan Bajo.
Dengan dukungan dan pendampingan dari WWF-Indonesia, masyarakat mendapatkan edukasi pengelolaan sampah melalui kampanye 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sekaligus mempraktikkan pengelolaan sampah.
Bersamaan dengan kunjungan Aurelie ke Labuan Bajo, Pasar Modal Indonesia yang merupakan mitra dari WWF-Indonesia secara bersamaan memberikan sumbangan untuk mengatasi sampah di pulau kecil.
Secara simbolis penyerahan sumbangan dari pasar modal Indonesia senilai Rp1,3 miliar kepada Kepala Desa Seraya Marannu, Kelompok Sadar Wisata Dusun Rangko, dan Perwakilan Warga Waekelambu. Selaku wakil ketua panitia HUT ke-45 Pasar Modal Indonesia sekaligus Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulastri H.I Rasyid, CEO WWF Indonesia, Aditya Bayunanda, serta perwakilan dari KSEI dan KPEI.
"Program ini adalah wujud nyata dukungan pasar modal Indonesia kepada wilayah NTT, terutama di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Kami berharap bahwa manfaat dari bantuan ini akan meningkatkan fasilitas dan sumber daya yang ada, sekaligus menciptakan lingkungan NTT yang ramah dan berkelanjutan," ujar Jeffrey.
Selanjutnya, pihak pasar modal juga turut berperan dalam kegiatan "Beach Clean Up" di Pantai Pede bersama komunitas setempat. Selama kegiatan ini, sampah plastik yang berhasil dikumpulkan sebanyak hampir 500 kilogram. Sampah plastik yang terkumpul ini kemudian akan dikelola sesuai dengan mekanisme pengelolaan sampah dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Esoknya WWF-Indonesia melanjutkan kegiatan bersama Aurelie menanam mangrove di Dusun Rangko. Sebanyak 500 mangrove berhasil di tanam pada kegiatan ini.
Yuk ikuti kegiatan MoNa lainnya melalui IG WWF-Indonesia @WWF_Id