YAYASAN DANA LESTARI SUMATERA RAIH DUKUNGAN BANYAK PIHAK
Oleh: Masayu Yulien Vinanda dan Israr Ardiansyah
Jakarta (22/06)-Sejumlah lembaga pemerintah Republik Indonesia yaitu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Dalam Negeri menyatakan dukungannya terhadap Yayasan Dana Lestari Sumatera sebagai penyalur dana hibah untuk pendanaan berkelanjutan di Sumatera. Dukungan tersebut dinyatakan pada acara peluncuran dan malam penggalangan dana Sumatra Sustainabity Funds (SSF), Rabu (22/06) di Hotel Borobudur, Jakarta.
Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan komitmen Pemerintah Indonesia untuk penyelamatan ekosistem pulau Sumatera sebelumnya dinyatakan oleh Gubenur se-Sumatera pada 18 September 2008 dan diikuti dengan deklarasi delegasi Indonesia pada forum internasional Kongres Konservasi Dunia (World Conservation Congress) IUCN di Barcelona pada Oktober 2008.
“Komitmen yang kuat dalam melakukan konservasi tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek pendanaan yang sejalan dengan karakter konservasi itu sendiri. Maka sistem pendanaan yang sesuai adalah sistem pendanaan yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Selain mewakili Menko Hatta Rajasa, Zulkifli Hasan juga menyatakan dukungannya bagi SSF. Ia berharap SSF dapat menjembatani komunikasi antar stakeholder dan memperluas ownership untuk menyelamatkan ekosistem, konservasi, dan hutan lindung di Sumatra.
Sementara Menteri Lingkungan Hidup Gusti Mohammad Hatta mengemukakan pentingnya upaya nyata baik secara preventif maupun rehabilitasi lahan yang telah kritis di Pulau Sumatera.
“SSF ini sebagai upaya mendukung pendanaan berkelanjutan penyelamatan ekosistem Pulau Suamtera merupakan upaya yang harus didukung oleh semua pihak kedepannya sehingga SSF dapat berperan sebagaimana mestinya,” katanya.
Senada dengan Gusti, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menggarisbawahi pentingnya partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam mengamankan kondisi lingkungan di Sumatera. “Saya berharap SSF bisa menjadi benang merah yang mengubungkan lintas sektor, lintas provinsi, dan lintas kegiatan lainnya diantara berbagai kepentingan di Pulau Sumatera. Mudah-mudahan usaha dan kerjasama dari semua stakeholder akan dapat menyelamatkan Pulau Sumatera sebagai bagian dari gugusan Nusantara.”
Dukungan lain dinyatakan oleh tokoh lingkungan Hidup yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden Prof. Dr. Emil Salim: “Saya sambut baik Yayasan Dana Lestari Sumatera sebagai himpunan modal untuk melestarikan ekosistem, hewan, tumbuhan di pulau Sumatera. Dana tersebut dihimpun dari masyarakat yang digunakan agar masyarakat dapat dibantu sekaiigus untuk menyelamatkan lingkungan.”
WWF-Indonesia mendukung sepenuhnya inisiatif multipihak ini. Menurut CEO WWF-Indonesia Dr. Efransjah, Pulau Sumatera adalah garis depan pertarungan untuk membuktikan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat berjalan. Ia juga menjelaskan bahwa belum lama ini di Oslo, pemerintah Indonesia dan Norwegia bersama-sama mengakui nilai penting Sumatera sebagai salah satu pusat upaya global dunia dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca.“WWF-Indonesia mendukung SSF dengan misi pentingnya membiayai implementasi pemikiran inovatif menuju kelestarian Sumatera,” ujarnya.
Tokoh nasional yang pernah menduduki berbagai posisi di kabinet, Marzuki Usman, menjadi Ketua Badan Pembina SSF. Sementara, Direktur Program Forest, Species and Freshwater WWF-Indonesia, Ian Kosasih juga menjadi anggota di badan tersebut bersama sejumlah tokoh nasional lainnya. Untuk aktivitas sehari-hari, SSF akan dipimpin oleh Sri Mariati (biasa dipanggil Cici) yang dipercaya untuk menjadi Direktur Eksekutif lembaga baru tersebut. Cici sebelumnya lama berkecimpung di program konservasi yang dilakukan WWF-Indonesia di Riau sebelum diminta membantu tim kebijakan dan program kehutanan WWF-Indonesia di kantor Jakarta. Untuk lima tahun pertama, WWF-Indonesia akan membantu penggalangan dana bagi SSF yang diharapkan akan mulai efektif mendistribusikan dana pada tahun 2012.
SSF akan secara khusus bekerja pada fungsi penggalangan dan pengelolaan sumber daya serta menjadi penggerak terwujudnya kolaborasi para pihak, baik pemerintah, swasta, maupun organisasi masyarakat sipil untuk bersinergi dan bekerja sama dalam upaya pelestarian ekosistem Pulau Sumatera.