WWF KEMBANGKAN "EDUCATION OUTREACH" DI IBUKOTA
Oleh: Masayu Yulien Vinanda
Jakarta (06/11)-Sebagai salah satu upaya penyadartahuan publik mengenai lingkungan, WWF-Indonesia merangkul PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk mengembangkan kegiatan pendidikan lingkungan yang akan dipusatkan di area eco-park, Taman Impian Jaya Ancol. Selain menjadikannya sentra pembelajaran lingkungan bagi masyarakat luas, beberapa kampanye publik WWF-Indonesia juga rencananya akan diselenggarakan di kawasan rekreasi terpadu tersebut.
Besarnya jumlah pengunjung yang datang ke Ancol yang jumlahnya mencapai 14 juta orang setiap tahunnya merupakan keuntungan tersendiri bagi keberhasilan kegiatan pendidikan lingkungan. Dengan adanya konsep edutainment yang matang, maka diharapkan para pengunjung Ancol dapat mendapat pengetahuan yang komprehensif mengenai lingkungan secara umum dan upaya konservasi yang dilakukan WWF-Indonesia.
“Sebagai salah satu tombak kegiatan komunikasi WWF-Indonesia, pendidikan lingkungan perlu mendapat perhatian khusus dari kita semua. Melalui kerjasama ini, saya berharap pengetahuan publik akan lingkungan akan semakin berkembang, yang tentunya akan berdampak terhadap peningkatan kesadaran lingkungan dan perubahan perilaku kearah perilaku yang ramah lingkungan,” jelas Direktur Eksekutif WWF-Indonesia Efransjah usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara WWF-Indonesia dan PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk, Jumat (05/110) di Ocean World, Ancol.
Efransjah juga menambahkan, pihaknya akan menyumbangkan pemikiran dan inovasi untuk mengembangkan konsep edutainment yang sudah mulai diterapkan Ancol. WWF juga melengkapi fasilitas dan materi edukasi lingkungan serta tenaga ahli lingkungan guna menyempurnakan fungsi edukasi kawasan eco-park yang rencananya akan dibuka untuk publik pada awal Juni 2011.
Sementara Presiden Direktur PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk Budi Karya Sumadi yang hadir dalam penandatangan MoU tersebut menjelaskan eco-park merupakan salah satu upaya yang dilakukan Ancol untuk menjadi green company.
“Pembangunan eco-park ini merupakan inisiatif yang signifikan, dimana kita mengubah lapanan golf menjadi eco-park. Nah untuk membuat kawasan ini menjadi lebih legitimate, sesuai dengan spirit awal pembentukannya, maka kami berkomitmen untuk menjadikannya sebagai pusat kegiatan lingkungan dan kami merasa perlu untuk didampingi oleh sautu lembaga yang reputable di bidang ini,” jelasnya.
Selain eco-laboratory yang memungkinkan para pengunjung mengenal keanekaragamanhayati, di kawasan seluas 32 hektar ini rencananya juga dibangun miniatur aqua habitat dan fish farm, serta bird park untuk aktivitas pengamatan burung (birdwatching) dan beragam fasilitas edutainment lainnya. Bahkan menurut Direktur Rekreasi PT. Pembangunan Jaya Ancol, Winarto, restoran “Seafood Savers” juga rencananya akan menjadi salah satu featured venue di ecopark.
“Seafood savers, sebagai salah satu inisiatif WWF juga akan kami coba sosialisiasikan disini dengan menghadirkan restoran yang mengusung konsep sustainable seafood. Jadi kita dapat mengedukasi para pengunjung yang datang ke ecopark dan Seafood Savers Restaurant untuk mulai memilih mengkonsumsi hidangan laut yang ramah lingkungan. Selain itu, di kawasan ini, WWF juga dapat membuka stall yang bisa digunakan untuk mempromosikan program WWF lainnya,” pungkas Winarto.