SUPORTER KEHORMATAN WWF, NADINE CHANDRAWINATA KUNJUNGI TNTN
Oleh: Syamsidar
Pekanbaru (16/11)-Sebagai upaya mendorong konsumsi ramah lingkungan yang bernilai keadilan, WWF menggelar pameran “Green and Fair Products” di sejumlah kota besar di Indonesia. Kali ini, produk hasil masyarakat di sekitar kawasan konservasi tersebut hadir di Pekanbaru. Selama dua hari, sejak 13-14 November 2010, beragam kegiatan seperti pameran produk Green and Fair, foto anak-anak hasil kegiatan Wonder Eyes, serta story telling tentang peranan G&F Products dalam menyelamatkan habitat Sumatera meramaikan mal SKA, Pekanbaru yang menjadi tempat penyelenggaraan pameran G&F Products. Suporter Kehormatan WWF-Indonesia, Nadine Chandrawinata juga turut hadir meramaikan acara tersebut.
Pameran produk ramah lingkungan ini merupakan rangkaian kegiatan kampanye edukasi publik “Green and Fair Products” yang dilakukan WWF-Indonesia selama Juli-Desember 2010. G&F Products adalah inisiatif WWF-Indonesia yang dirintis sejak lima tahun lalu sebagai program penguatan konservasi dan ekonomi masyarakat lokal berbasis konservasi. Dua diantara delapan produk G&F yang berasal dari sekitar kawasan konservasi di Sumatera dikenalkan pada acara tersebut. Produk itu adalah madu hutan sialang dari Taman Nasional Tesso Nilo di Riau dan Kopi robusta “Kuyungarang” yang ditanam di kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Lampung.
Untuk melihat langsung bagaimana masyarakat sekitar TN. Tesso Nilo memproses madu sialang di hutan Tesso Nilo secara lestari dan higenis, Suporter Kehormatan WWF, Nadine Chandrawinata berkunjung ke Taman Nasional Tesso Nilo pada Sabtu, 13 November. Sesampainya di Flying Squad camp, Nadine disambut dengan pengalungan bunga oleh Nella, salah seekor anak gajah Flying Squad. Beberapa atraksi kecil juga diperlihatkan oleh dua ekor anak gajah Flying Squad, Nella dan Tesso seperti hormat dan bermain harmonika.
Tesso Nilo merupakan habitat gajah dan harimau Sumatera yang masih tersisa di Riau. Untuk menangani konflik manusia-gajah, WWF-Indonesia bersama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam telah mengoperasikan Tim Flying Squad yang terdiri dari empat ekor gajah dan delapan orang perawatnya (mahout). Dalam kesempatan ini, Nadine berinteraksi langsung dengan kelompok gajah itu. Ia terjun langsung memandikan Rahman, salah seekor gajah jantan anggota Flying Squad. “Pengalaman yang menyenangkan dapat memandikan gajah di TNTN ini,”ujar Nadine.
Nadine kembali melanjutkan perjalanannya di rimba Tesso Nilo. Ia dan rombongan menyusuri Sungai Nilo dengan perahu untuk melihat pohon sialang. Sesampainya di pinggir sungai dimana pohon Sialang tidak jauh terletak mereka harus berjalan sedikit menyusuri Sungai Nilo. Melihat pohon Sialang yang besar dan tinggi, Nadine pun berdecak kagum ditambah lagi mendengar penjelasan petani madu bahwa di pohon Sialang tersebut ada bekas cakaran beruang madu.
“Wah rasa madunya enak beda dengan madu yang sudah pernah saya coba sebelumnya,"" ujar Nadine ketika ia ikut serta membantu petani madu meniriskan madu yang telah mereka panen sebelumnya. “Baru tahu ternyata ada cara-cara sendiri bagaimana mengiris sarang lebah supaya madunya menetes, “ tambah Nadine.
Petani madu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Madu Tesso Nilo (APMTN) menerapkan panen madu lestari dan proses yang higenis. Petani hanya memotong kepala madu ketika mereka memanen madu sehingga menyisakan sebagian sarang madu untuk kembali disarangi lebah. Madu diproses dengan cara ditiriskan atau tanpa peras tangan sehingga menghasilkan madu yang higenis dan berkualitas.
Keesokan harinya, pada saat pameran G&F Products berlangsung, Nadine berbagi pengalamannya selama berada di TNTN. Didampingi story teller, Kak Rian, Nadine mengajak publik untuk lebih peduli menjaga hutan tempat pohon Sialang bersarang. Salah satu langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi produk-produk yang ramah lingkungan.
“Mulai saat ini, kita harus lebih kritis lagi terhadap produk yang kita konsumsi. Dari mana asalnya, bagaimana pengelolaannya, serta apa dampaknya terhadap alam,” tegas Nadine.
Ia juga menambahkan, dengan lebih bijak memilih produk yang kita konsumsi kita telah berperan terhadap upaya penyelamatan alam. “Membeli produk Green and Fair berarti kita membantu ekonomi masyarakat lokal di sekitar kawasan konservasi dan melestarikan hutan Sumatera yang merupakan habitat potensial gajah dan harimau,” pungkasnya.