SCOTCH BERALIH KE INDUSTRI HIJAU
Sumber: Media Indonesia/ Selasa 30 Juni 2009
PENYULING minuman scotch whiskey dunia kini tengah beralih ke deretan industri hijau.
Menurut laporan WWF Internasional, Scotch Whiskey Association, sebuah konsorsium penyulingdari Skotlandia, baru saja mengutarakan komitmennya untuk menurunkan level emisi gas rumah kaca sebanyak 807, pada 2050. Langkah tersebut setara dengan penarikan 235 ribu mobil dari jalanan.
Selain itu, mereka berniat mengolah cairan sisa penyulingan untuk pemanas dan sumber energi terbarukan.
Scotch whiskey adalah jenis lohiskey yang secara spesifik dibuat di Skotlandia. Para penyuling tersebut setuju mengurangi emisi mereka setelah mempelajari fakta bahwa ketajaman rasa minuman tersebut rupanya sering terpengaruh oleh kondisi lingkungan setempat. Khususnya dalam hal mutu air bersih dan kondisi bulir sereal yang mereka suling.
Adapun scotch bukan satu-satunya minuman beralkohol yang kini berubah ke energi ramah lingkungan. Sejumlah tempat pembuatan bir sekarang sudah beralih ke produk bir organik dan beberapa perkebunan anggur juga mencari proses produksi wine yang tidak banyak menimbulkan jejak karbon.
Sebut saja gudang Bordeaux di lembah Loire, Prancis, atau lahan garapan anggurdi Spanyol dan Italia, sejak suhu global naik hingga 0,74 derajat celsius, kemasyuran anggur tidak milik mereka lagi. Sebab, peta lokasi penghasil wine bergeser akibat pemanasan global.
Perkebunan kaya anggur berpindah ke Eropa Utara, Australia, California, Cile, Argentina, Afrika Selatan, dan Selandia Baru.
""Panen maju 10 hari di sebagian besar kawasan penanaman anggur,"" ungkap Bernard Seguin, kepala studi iklim di Institut Riset Pertanian 1NRA di Prancis.
Pakar wine tersebut menyelipkan satu fakta penting bahwa pemanasan global akan memaksa dunia menggambar ulang peta penghasil anggur. Sebab sejumlah tanaman anggur tidak akan toleran lagi saat pemanasan mencapai 5-6 derajat celsius. Anggur mudah rusak dan panennya terlalu cepat. Intinya, suhu yang naik dan kurang hujan akan melahirkan bencana bagi rasa wine premium sebab cita rasanya menjadi kasar dan kadar alkohol terlampau tinggi. (livescience/AFP/Ccr/X-9)