SBY SAMBUT BAIK TEKNOLOGI PEMANTAUAN POHON MELALUI "GEOTAGGING"
Oleh: Masayu Yulien Vinanda
Bandung (08/12)-Untuk pertama kalinya, WWF-Indonesia bersama Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) mendemonstrasikan teknologi pemantauan perkembangan pohon melalui geotagging di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Teknologi pemantauan vegetasi tersebut sebelumnya telah diimplementasikan WWF-Indonesia dalam inisiatif reforestasi, NEWtrees.
Dalam acara peringatan ""Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional"", Selasa (08/12), di Pasir Malang, Desa Cimerang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Presiden memimpin penanaman secara simbolik dengan menanam bibit pohon Jabon Merah (Anthocephalus macrophylus) diikuti oleh istrinya Ani Bambang Yudhoyono yang menanam Jabon Putih. Penanaman juga dilakukan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan istrinya Ibu Soraya Zulkifli Hasan, serta 200 undangan lainnya yang terdiri dari para pejabat tinggi negara, Duta Besar, serta perwakilan korporasi. Lokasi penanaman tersebut merupakan daerah tangkapan air untuk Bendungan Saguling, bagian dari DAS Citarum yang bermanfaat sebagai pembangkit tenaga listrik, perikanan, dan rekreasi.
Usai menanam, Presiden beserta rombongan mengunjungi beberapa stand yang berada tidak jauh dari lokasi penanaman, diantaranya adalah stand bersama Ditjen RLPS dan WWF-Indonesia. Dalam kesempatan itu, teknologi geotag sebagai bentuk mekanisme monitoring perkembangan pohon yang dikembangkan oleh WWF-Indonesia disosialisasikan. Foto terkini serta lokasi penanaman simbolik oleh Presiden, Ibu Ani, Menhut, dan Ibu Soraya yang sudah diunggah dalam Google Earth ditampilkan dalam sebuah layar televisi berukuran besar.
Presiden memberikan apresiasi yang tinggi terhadap teknologi pemantauan pohon tersebut. Teknologi geotag yang dapat dilihat melalui Google Earth maupun Yahoomap merupakan salah satu terobosan baru dalam mekanisme pemantauan perkembangan pohon yang mudah, real time, dapat dilakukan kapan pun, bahkan melalui telpon seluler yang memiliki fasilitas GPS dan koneksi internet. Presiden beserta beberapa pejabat negara juga menerima sertifikat NEWtrees yang menyertakan koordinat pohon yang telah ditanam serta tanggal penanaman.
""Geotagging bukanlah hal yang baru lagi bagi WWF-Indonesia. Karena sebelumnya kita juga sudah mengimplementasikan ini selama 2 tahun terakhir di Taman Nasional Sebangau dan Kawasan Hutan Lindung Rinjani. Saya rasa mekanisme pemantauan pohon ini sangat mudah dan efektif. Inilah yang membuat program reforestasi NEWtrees berbeda dengan program penanaman pohon lainnya. Aksi penanaman pohon tentunya harus juga diikuti dengan mekanisme monitoring pertumbuhan vegetasi yang optimal,"" jelas Direktur Kebijakan dan Pemberdayaan WWF-Indonesia Nazir Foead.
Kerjasama Ditjen RPLS dan WWF-Indonesia dalam upaya pengembangan monitoring dan evaluasi Daerah Aliran Sungai dari aspek pemantauan perubahan pertumbuhan vegetasi melalui teknologi informasi ini untuk ke depannya tidak hanya dilakukan di DAS Citarum saja, tapi juga DAS Ciliwung, Cimanuk, dan Dodokan, bahkan bukan tidak mungkin akan dikembangkan untuk DAS lainnya.
""Melalui geotagging, perkembangan pohon yang ditanam dapat dipantau secara kontinu. Setiap 6 bulan, kita dapat memonitor pertumbuhann pohon tersebut. Ini merupakan sistem monitoring pertumbuhan vegetasi yang baik. Kita akan terus coba kembangkan untuk DAS lainnya, terutama DAS yang kritis. Tercatat saat ini ada 108 DAS yang masuk prioritas satu, yang harus ditangani dalam periode 2009-2014,"" pungkas Direktur Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Departemen Kehutanan Silver Hutabarat.
###
Galeri Foto