PUISI UNTUK ALAM
Kita telah memasuki hari ke-4 di tahun 2016. Berbagai resolusi sudah ditorehkan dan siap diwujudkan untuk mencapai keadaan hidup yang lebih baik. Di antara beberapa resolusi itu, terselip juga resolusi 2016 untuk alam kita tercinta melalui berbagai tindakan-tindakan sederhana yang ramah lingkungan.
Langkah mantap di tahun yang baru ini tak lepas dari kenangan akan berbagai peristiwa yang telah terjadi di tahun 2015 silam. Beberapa peserta Supporter Gathering 2015 merekam kenangan indah pengalaman mereka menikmati indahnya alam Sub DAS Ciliwung Hulu dalam bentuk puisi. Berikut adalah dua buah puisi yang mereka tulis.
Bumiku
Oleh: Tommy Agus Purnomo
Kau sapa hadirku, dengan sejuk udaramu
Dekap aku dalam hijau peluk manjamu
Kau ceritakan rimbun daunmu
Kau kabarkan pada elang, pada kumbang, pada setiap penjuru
Kau hapuskan rinduku
Rindu hutanku, rindu alamku, rindu bumiku
Tak ingin kusiakan
Kau janjikan damai dalam kenyataan
Kutitipkan cikal tonggak raksasa
Biarkan akarnya menembus bumimu, memeluk asa
Menjagamu setiap waktu
Dalam damai sejuk dan hijau
Bumiku Ciliwung, Telaga Warna
‘Ku kan kembali dengan cerita
Tentang aku kau semesta raya
Kan kujaga sepanjang masa
Menembus Rimba
(Oleh: Muhammad Hatta)
Kami pergi ke suatu tempat yang jauh dari kota
Jauh pula dari kebisingan, polusi, dan penyakit jiwa
Aku bersama teman baruku menembus rimba
Bertualang dapatkan ilmu baru dan segarkan mata
Rindang, tinggi, dan sejuknya pepohonan
Berteman baik dengan suara hewan damaikan pikiran
Aku datang untuk pelajari seluk beluk hutan
Bukan ‘tuk buka lahan apalagi tebang pepohonan
Aku dan temanku datang dengan maksud baik
Kalian jangan takut apalagi panik
Oh Tuhan, semoga hutanku tetap hijau, asri, dan lestari
Jauhkanlah hutanku dari fraksi mafia rakus penuh konspirasi
Yang akan bakar hutan ‘tuk jadi jalanan dan bangun gedung dan gudang dengan tumbangkan pepohonan demi keuntungan dan penuhi brankas besi
tanpa hiraukan keseimbangan dan nasib anak cucu nanti