PESAN KONSERVASI HANGATKAN "INDONESIA TATLER-PANDA BALL"
Oleh: Ciptanti Putri
Selain aktif melakukan kerja konservasi langsung di lapangan, WWF-Indonesia juga giat menyebarkan pesan-pesan konservasi ke berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya yang baru saja terjadi di acara society terbesar di Jakarta yang diberi nama ""Indonesia Tatler-Panda Ball"", Jumat malam (29/11) lalu. Acara ini merupakan sebuah sinergi antara kegiatan penggalangan dana WWF-Indonesia dengan ball tahunan Majalah Tatler Indonesia yang dihadiri lebih dari 300 sosok high-society, seperti pejabat pemerintah Indonesia, duta besar negara sahabat, pemimpin organisasi sosial, figur publik, serta tamu-tamu VVIP lainnya.
Indonesia Tatler-Panda Ball yang pertama ini bertema ""A Tribute to the Sea"", diselenggarakan guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sebuah program konservasi, ""WWF Coral Triangle"". Program ini merupakan inisiasi penyelamatan terumbu karang sebagai rumah dari biota laut yang ada di zona segitiga antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia merupakan satu dari enam negara yang wilayah lautnya masuk dalam Coral Triangle, selain Malaysia, Kepulauan Solomon, Timor Leste, Filipina, dan Papua Nugini.
""Kami sangat senang bermitra dengan WWF-Indonesia yang telah membukakan mata mengenai kondisi laut dan kehidupan di dalamnya,"" ungkap Millie Stephanie, CEO dan pendiri Mobiliari Group (Penerbit Majalah Tatler Indonesia), dalam konferensi pers yang dilaksanakan pagi sebelumnya. Secara personal beliau mengaku baru mengetahui proses pengambilan sirip ikan hiu yang notabene menjadi hidangan wajib tradisi di lingkungan keluarganya. ""Sirip hiu dipotong, diambil, lalu ikan hiunya dibiarkan mati perlahan-lahan di lautan, hanya untuk dijadikan sup di perjamuan. Fakta tersebut sungguh memilukan dan menyentuh kami untuk melakukan sesuatu. Terlebih, populasi hiu yang kian menurun juga mengganggu keseimbangan populasi makhluk di laut.""
Millie menambahkan, ""Kami merasa informasi yang berdasarkan riset dan fakta seperti ini perlu juga diketahui oleh anggota society kami yang memiliki tingkat ekonomi yang mapan, yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan apa saja yang mereka inginkan. Dengan demikian, mereka dapat lebih wise dalam memilih menu makanan."" Lebih lanjut beliau berharap muncul tanggung jawab dari anggota komunitasnya terhadap diri sendiri, Bumi, serta generasi penerus untuk melindungi sumber daya alam.
Acara malam itu diawali dengan sesi foto red carpet dan sambutan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sharif Cicip Sutardjo. Setelah itu, duet Nadya Hutagalung, WWF Earth Hour Ambassador, dan Dalton Tanonaka, membuka rangkaian acara. Berturut-turut sepatah kata dari Millie Stephanie (CEO Mobiliari Group) dan Dr. Efransjah (CEO WWF-Indonesia), disela dengan tayangan film-film pendek mengenai kondisi aktual dari zona segitiga terumbu karang serta implementasi WWF Coral Triangle Program.
Dalam kesempatan tersebut, Efransjah menyampaikan penghargaannya atas prakarsa Mobiliari Group dalam upaya menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada anggota society-nya. ""WWF ingin menyoroti pentingnya lautan kita dalam menyokong kehidupan di Bumi, serta mengingatkan bahwa setiap orang memiliki kekuatan untuk mengurangi tekanan dan mengambil tindakan untuk melestarikan wilayah Coral Triangle. Kami percaya bahwa kemitraan merupakan bagian penting untuk mencapai misi bersama.""
Berbagai pesan konservasi terutama di zona Coral Triangle disampaikan dengan menarik dan menyentuh oleh duet Nadya Hutagalung dan Dalton Tanonaka. Sebagai WWF Earth Hour Ambassador, Nadya Hutagalung menyampaikan pesan penting akan gaya hidup hijau (green life style) yang pada ujungnya berimbas pada kelestarian zona segitiga terumbu karang.
Sesi yang tak kalah menarik pada malam itu dipandu oleh Bobby Chinn, celebrity chef sekaligus WWF Responsible Seafood Ambassador, yang mendemonstrasikan kreasi masakan Mahi-Mahi, yang mudah dibuat dan bahan-bahannya ramah lingkungan. Sambil memasak, Bobby menceritakan pengalamannya diving di perairan Papua. Pemilik restoran fine dinning di London dan Hanoi ini mengungkapkan kekagumannya terhadap kecantikan alam bawah laut yang dimiliki Indonesia, yang disebutnya sebagai the amazon of the sea. Bobby berharap para hadirin berkesempatan menikmati kekayaan bawah laut itu dan menjaganya untuk anak-cucu kelak.
Para undangan lalu dijamu menu istimewa dari chef Hotel Shangri-La, Jakarta. Hidangan malam itu berbahan seafood yang telah terkategori Sustainable Seafood. Sambil makan, para tamu secara aktif melakukan silent auction yang keseluruhan hasilnya disumbangkan untuk program konservasi yang dijalankan WWF. Suasana malam itu makin meriah dengan penampilan penyanyi Inggris Danielle Hope, kelompok musik Los Merenitos, penyanyi tenor Tarik Akman, serta penari ballroom profesional Ratih Soe, Fabian Peralta, dan Josefina Bermudez.