PERAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI MOUNT APO
Oleh: Indra Sari Wardhani
Masyarakat terutama mereka yang tinggal di sekitar wilayah kerja panas bumi memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan panas bumi yang berkelanjutan. Belajar dari pengalaman EDC, pada saat pertama kali mengembangkan pembangkit listrik panas bumi di Mount Apo yaitu pada kurun waktu 1989 – 1991, EDC mengalami penolakan dan konflik dengan masyarakat sekitar. Saat itu masyarakat khawatir bahwa pengembangan panas bumi akan berdampak pada tanah adat warisan leluhur mereka yaitu Manobo-Apao di Mount Apo. Selain itu juga, kekhawatiran bahwa wilayah kerja panas bumi tersebut berada terancam punah.
Pada saat itu EDC menanggapi kekhawatiran dan gejolak yang terjadi di masyarakat dengan melakukan kajian baseline untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan dan masyarakat serta potensi dampak pemanfaatan panas bumi. Mereka juga mengadakan dialog dengan masyarakat dan para stakeholder yang relevan sebanyak 28 kali yang dihadiri oleh 4000 orang dan 71 kelompok stakeholder mulai dari Pemerintah, legislatif pengusaha, akademis, NGO, pemuka agama dan masyarakat adat. Bahkan mereka juga melalui proses ritual adat setempat untuk meminta ijin kepada dewa yang menjadi kepercayaan masyarakat setempat. Hingga akhirnya setelah 2 tahun proses tersebut, terjadilah penandatanganan kesepakatan multipihak yang dipimpin oleh Presiden Filipina saat itu Fidel V. Ramos dimana seluruh kegiatan yang dilakukan di Mount Apo harus menjaga kelestarian lingkungan dan pembangunan masyarakat.
Sejak saat itu, ada 3 prinsip penting yang diterapkan oleh EDC dalam pengembangan panas bumi yaitu:
- Free prior informed consent atau masyarakat berhak untuk memberikan atau tidak memberikan persetujuan terhadap proyek-proyek yang diusulkan dan berdampak pada tanah yang mereka tempati.
- Pengembangan panas bumi di Mount Apo dapat berjalan karena ada komitmen bersama seluruh pihak untuk melindungi kawasan Mount Apo.
- Masyarakat adat (indigeneous people) berhak mendapatkan manfaat dari pembangunan panas bumi di Mount Apo.
Hingga saat ini, PLTP Mount Apo sudah beroperasi lebih dari 20 tahun. Masyarakat sekitar mendapatkan manfaat dari pengembangan panas bumi seperti peningkatan kesempatan pendidikan dan kesehatan, tempat tinggal dan lapangan pekerjaan, pembangunan infrastuktur seperti jalan dan akses listrik. Masyarakat yang tinggal dalam radius 10 KM dari PLTP, mendapatkan listrik secara gratis.
Saat bertemu dengan masyarakat adat Mount Apo, peserta mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi lokasi wisata pemandian air panas. Pemandian ini dikembangkan pada tahun 2003 dan dikelola oleh masyarakat setempat. Pendapatan dari pemandian ini bisa mencapai IDR 500 juta per tahun, yang keuntungannya kemudian dikembalikan kepada masyarakat melalui penyediaan program beasiswa pendidikan.
Uniknya, masyarakat adat Mount Apo mendirikan sebuah lembaga non-profit yang bernama Mount Apo Foundation (MAFI), yang muncul sebagai wadah untuk meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan dan budaya di sekitar Mount Apo. Sumber utama pendanaan MAFI berasal dari Environmental Tribal Welfare Trust Fund (ETWTF), yaitu dana yang dialokasikan dari listrik yang diproduksi oleh PLTP Mount Apo milik EDC sebesar USD 1 sen/KWh. Selain itu, pendanaan juga diperoleh dari dana hibah EDC, serta donasi dari pihak lain.
Dana yang diperoleh digunakan untuk menjalankan 4 program area MAFI yaitu:
- Educational Development Program (EDP), terkait penyediaan beasiswa dan kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
- Community Assistant Program (CAP), memberikan pendampingan kepada masyarakat terkait masalah kesehatan, pembangunan infrastruktur dan kegiatan ekonomi masyarakat
- Tribal Capability Program (TCP), yang mendukung inisiatif masyarakat adat ataupun suku-suku yang ada disana untuk mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan, serta kehidupan sosial budaya mereka
- Environmental Consciousness Program (ECP) untuk meningkatkan pasrtisipasi dan keinginan masyarakat dalam menjaga, dan melindungi kawasan Taman Nasional Mount Apo.
Oleh-oleh untuk Indonesia
Pengalaman Filipina dalam mengembangkan panas bumi merupakan oleh-oleh yang sangat berharga bagi Indonesia. Filipina berhasil mengembangkan panas bumi bahkan dilihat sebagai kepentingan nasional yang harus di prioritaskan. Bukan tanpa rintangan Filipina mengembangkan panas bumi, namun komunikasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan serta komitmen bersama merupakan titik awal akhirnya mereka dapat mengatasi segala persoalan dan tantangan tersebut. Upaya yang dilakukan Filipina untuk mensinergikan antara kelestarian hutan, kepentingan masyarakat serta kebutuhan energi dapat menjadi contoh yang baik bagi Indonesia.