PELUNCURAN BUKU “KAYU MERBAU” DAN PEMAPARAN HASIL KERJASAMA ILMIAH
Oleh: Lie Tangkepayung
Manokwari – WWF Indonesia bekerja sama dengan Universitas Negeri Papua hari ini (13/3) meluncurkan sebuah buku berjudul “Kayu Merbau : Antara Opini dan Fakta”. Pada saat yang bersamaan juga dilakukan ekspose hasil-hasil kerjasama penelitian antara Universitas Negeri Papua dan WWF Indonesia, bertempat di Gedung Pasca Sarjana Universitas Negeri Papua di Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Buku “Kayu Merbau : Antara Opini dan Fakta” diterbitkan ditulis oleh sebuah tim yang terdiri dari staf pengajar Universitas Negeri Papua, WWF Indonesia dan pemerhati konservasi hutan di Tanah Papua. Ini adalah satu-satunya buku tentang kayu Merbau yang ditulis berdasarkan studi ilmiah dan disajikan dengan gaya populer. Buku ini mengulas berbagai seluk beluktentang pengenalan jenis Kayu Merbau hingga pengusahaan dan perdagangannya. Buku ini juga menyajikan rekomendasi teknis bagi pemanfaatan dan pelestarian Merbau.
Peluncuran buku ini diisi dengan presentasi singkat oleh Ir. Max Tokede, MSi sebagai ketua tim penulis dan dilanjutkan dengan kritisi buku oleh Kepala Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan UNIPA Dr. Julius D. Nugroho dan Mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua Ir. Marthen Kayoi, MSi.Selanjutnya, buku tersebutdiserahkansecarasimbolisoleh CEO WWF Indonesia Dr. Efransjah kepada Universitas Negeri Papua yang diterima oleh Rektor Universitas Negeri Papua Dr. Suriel S Mofu, S.Pd, M.Gd, M.Phil
Kerjasama Universitas Negeri Papua dan WWF Indonesia melalui Program Regional Papua telah berlangsung sejak lama namun untuk meningkatkan kerja sama ini lebih lanjut pada Tanggal 19 Desember 2008, ditandatanganilah sebuah Nota Kesepahaman antara CEO WWF Indonesia dan Rektor Universitas Negeri Papua (UNIPA), yang kemudian disempurnakan melalui Amandemen Pertama pada Juli 2011 dan diperpanjang pada Tanggal 9 Desember 2013, untuk periode 2013 - 2018.
Dalam sambutannya CEO WWF-Indonesia Dr. Efransjah menyampaikan permintaan khusus kepada UNIPA, agar Kampus UNIPA lebih berperan dan menjadi kampus terdepan yang memiliki pengetahuan tentang Teluk Cenderawasih dan daerah Kepala Burung Papuakampus. Kampus UNIPAjuga seharusnya menjadi sumber data dan informasi yang akurat dengan base line data yang kuat. Daerah Kepala Burung dengan Teluk Cenderawasih bernilai penting karena memiliki biotaunik yang tidak terdapat di lautan manapun.
“WWF Indonesia bangga menjadi mitra UNIPA dengan ikut mempertahankan tradisi ilmiahdi kampus ini. WWF percaya bahwa hasil-hasil penelitian yang dilakukan di Kampus ini dapat dipergunakan secara produktif dalam pengambilan keputusan bagi pembangunan di Papua,” kata Dr.Efransjah CEO WWF Indonesia
Rektor Universitas Negeri Papua Dr. Suriel S Mofu, S.Pd, M.Gd, M.Phil dalam sambutannya mengatakan bahwa yang dapat membuat seorang ilmuan diakui adalah karya ilmiah yang dipublikasikan, oleh sebab itu UNIPA berterima kasih kepada WWF Indonesia yang mendukung publikasi karya ilmiah dalam bentuk buku. “Saya menyampaikan penghargaan kepada WWF Indonesia yang telah mendukung kami. Dari semua kerjasama yang UNIPA lakukan, kerjasama dengan WWF adalah yang paling produktif. Hal ini dibuktikan dengan kerjasama penelitian dan publikasi ilmiah serta ekspose hasil kerjasama yang telah dua kali dilakukan. Kerjasama ini sangat penting, karena penelitian merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,” jelas Rektor UNIPA.
Rektor UNIPA juga mengatakan bahwaProvinsi Papua Barat menuju sebuah green province, yang berarti bahwa sumber pendapatan provinsi ini bersumber dari usaha yang berbasis ramah lingkungan. Proses pengambilan keputusan pembangunan juga dapat dilihat dari tinjauan lingkungan hidup di propinsi tersebut.
Acara ini dihadiri oleh civitas akademika UNIPA, Lembaga teknis – UPT terkait dan pemangku kepentingan di Provinsi Papua Barat. Dalam ekspose hasil kerja sama penelitian antara UNIPA dan WWF Indonesia dalam kurun waktu 2011-2013 ini dipresentasikan 11 judul kerja sama ilmiah dan up-date kegiatan konservasi di Kawasan Abun dan Teluk Cenderawasih.