PANDA MOBILE MERIAHKAN PERAYAAN IMLEK DI SEKOLAH BODHISATTA
Oleh: Laras Larasati
Ada yang berbeda dari perayaan Imlek di Sekolah Bodhisatta Tangerang tahun ini. Jika sebelumnya acara hanya diisi oleh kesenian khas Tionghoa, seperti barongsai, liong, dan lantunan musik oriental, maka pada Sabtu (08/02) lalu truk edukasi lingkungan Panda Mobile ikut menyemarakkan gelaran menyambut Tahun Kuda Kayu ini.
Tepat pukul 08.00, sekitar 482 siswa tingkat TK sampai SMP beserta para guru dan orang tua murid sudah duduk rapi di Aula Sekolah untuk acara pembukaan dan hiburan Barongsai yang dibawakan oleh sejumlah siswa Sekolah Bodhisatta. Acara semakin meriah dengan penampilan Kak Ryan yang mengajak para penonton untuk bernyanyi dan bergerak bersama. Suasana riuh tercipta ketika Kak Ryan menyelipkan candaan di sela lagu anak dan dongeng tentang Naga Merah dan bahaya buang sampah sembarangan yang ia bawakan. Beberapa siswa TK dan SD bahkan sampai maju ke muka panggung saking antusiasnya.
Setelah menyimak dongeng tentang lingkungan, para guru kemudian membagi para siswa dalam beberapa kelompok. Kelompok TK akan kembali ke rumah masing-masing, sementara kelompok SD kelas 1-3 dipersilakan keluar aula dan mengeksplorasi arena Panda Mobile. Perhatian para siswa langsung terpecah, karena berbagai aktivitas seru sudah menanti mereka. Ada siswa yang tak sabar ingin naik ke Panda Mobile untuk membaca koleksi buku dan mewarnai gambar-gambar satwa yang lucu. Namun, tak sedikit siswa yang langsung menyerbu permainan edukasi yang sudah digelar di lapangan. Selain permainan “Engklek Harimau Sumatera” dan “Kehidupan Laut”, para siswa juga tertarik dengan permainan “Gajah Jalan-Jalan ke Sungai”. Permainan ini baru pertama kali dimainkan di Panda Mobile. Dalam permainan ini, para siswa akan berperan sebagai gajah yang menyusuri hutan belantara untuk mandi di sungai. Namun, di tengah jalan ia menemukan berbagai hambatan dan juga bantuan yang bisa mempercepat langkah menuju garis finish (sungai). Siswa-siswa Bodhisatta dapat mengetahui fakta unik tentang satwa dari permainan-permainan ini.
Sementara itu, para siswa dengan tingkat yang lebih tinggi, yakni kelas 4-6 SD dan 7-9 SMP, berkumpul di aula untuk mengikuti kegiatan olah sampah. Secara berkelompok mereka asyik mengolah limbah kardus dan karton kemasan menjadi bingkai foto. Untuk mempercantik bingkainya, beberapa bahan sehari-hari yang mudah ditemui seperti biji kacang hijau, kacang kedelai, pita warna-warni pun dimanfaatkan. Reren, siswa kelas 5 SD, mengaku kegiatan Panda Mobile menyenangkan dan yang menjadi favoritnya adalah dongeng Naga Merah dari Kak Ryan. Namun, ia menyayangkan waktu yang disediakan terbatas, sehingga ia dan teman-teman kelas 4-6 SD tidak sempat bermain di arena Panda Mobile. “Aku ingin Panda Mobile datang lagi ke sini!” pintanya.
Hal senada juga diungkapkan Mutiarini, seorang perwakilan Yayasan Bodishatta. Beliau berharap Panda Mobile dapat kembali menyapa keluarga besar Bodhisatta dengan materi baru. “Saya berharap ke depannya Panda Mobile bisa mengadakan sesi edukasi untuk anak dan orang tua, agar orang tua juga mengerti dan bisa menerapkan materi yang diberikan di rumah. Misalnya mengenai kebiasaan mematikan lampu dan buang sampah dengan benar. Soalnya kalau anak-anaknya saja yang diberi materi, mereka mungkin lupa ketika sudah sampai rumah,” ujarnya.