PAMERAN DAN PERTEMUAN WWF BORNEO 2014
Untuk pertama kalinya, lebih dari 50 proyek WWF di seluruh Borneo diekspos baik kesuksesan maupun tantangannya, dalam Pameran WWF Borneo yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya, yang juga memungkinkan banyak staf lapangan dari Borneo untuk bertemu dan saling bertukar pengalaman dan solusi dari seluruh kerja WWF di Borneo.
Pameran yang utamanya dalam bentuk penyampaian presentasi dan tanya jawab, serta beberapa poster mengenai strategi WWF Borneo dan pameran foto dari Panda CLICK! diselenggarakan sebagai bagian dari agenda Pertemuan WWF Borneo 2014 yang juga secara paralel melaksanakan pertemuan khusus bagi dewan pengawas program Heart of Borneo (HoB). Bertempat di Miri, Sarawak, pertemuan ini menghadirkan lebih dari 70 staf WWF, masing-masing 29 staf dari kantor WWF-Indonesia dan WWF-Malaysia ditambah dengan 15 orang perwakilan kantor WWF dari Jejaring WWF secara global yang selama ini mendukung program HoB di antaranya WWF Australia, Finland, Japan, Netherlands, Singapore and Sweden and Program Spesies WWF International.
Ada 55 presentasi berdurasi 10 menit disampaikan oleh staf WWF-Indonesia dan WWF-Malaysia berdasarkan pengelompokan empat pilar utama strategi WWF Borneo. Dalam sesi tanya jawab yang diagendakan setelah presentasi berbagai isu diklarifikasi, pemahaman dan pengetahuan baru dibagikan.
Bagi kantor pendukung overview semua aktivitas di Borneo tersebut sangat bermanfaat. Beberapa baru menyadari keseluruhan cakupan kerja di Borneo dan Pameran mampu menunjukkan perkembangan serta tantangan yang harus dihadapi.
Bagi Fadzilawati Zahrah atau biasa dikenal Lynn, Protected Area Program Officer dari kantor Sarawak, kegiatan ini telah memungkinkannya bertemu kembali dengan kolega WWF yang sudah lama tidak bertemu, berjejaring dengan kolega WWF yang baru dan mengetahui apa yang mereka kerjakan di bagian lain di Borneo. ""Kalau saya tidak mengikuti pertemuan ini, mungkin saya tidak akan mengetahui bahwa ada badak di Kalimantan. Apalagi adalah salah satu isu yang menjadi ketertarikan saya. Dan pertemuan ini mengungkapkannya."" Seperti kolega WWF lainnya, Lynn berharap pertemuan ini dan khususnya ekpos proyek WWF dapat membuka peluang untuk dukungan pendanaan dari Jejaring WWF.
Sementara untuk Dede Setiawan, Koordinator HoB Provinsi Kalimantan Timur, Pameran sudah tentu bermanfaat. Namun Dede mengusulkan jika WWF berencana menyelenggarakan Pameran secara berkala, maka diskusi kelopok yang terfokus pada isu-isu tertentu akan menjadi satu keuntungan bagi staf lapangan, misalnya dapat mengidentifikasi model implementasi yang lebih baik dan dapat diadopsi di tempat lain.
Kedua CEO dari WWF-Indonesia dan WWF-Malaysia menyambut baik Pameran karena telah menyoroti cakupan kerja yang mampu mereka emban, baik sebagai kantor nasional secara individu maupun sebagai bagian dari Jejaring WWF, serta berkomitmen untuk mengarahkan kerja konservasi Borneo ke depan.
Pada pertemuan tersebut, WWF-Indonesia, WWF-Malaysia dan Jejaring WWF menyepakati konsolidasi kerja di bawah kerangka kerja yang sama, yang disebut WWF Program Borneo, sebuah kerangka kerja yang menaungi semua aktivitas WWF di Borneo. Arahan baru ini memperluas cakupan kerja WWF dari yang sebelumnya di HoB menjadi keseluruhan Borneo, dengan kunci pada kawasan HoB serta peningkatan fokus pada masyarakat (civil society), demikian juga dengan kemitraan. Dengan WWF Program Borneo, diharapkan dapat memperluas kemitraan dengan kelompok konservasi maupun pihak berpengaruh lainnya seperti perusahaan dan institusi multilateral. Diharapkan dengan ini WWF dapat meningkatkan dampak konservasi pada tingkat lokal dan berkontribusi sebagai model aksi Truly Global di tingkat lapangan.
Penandatanganan Nota Kesepahaman ditandatangani antara WWF-Indonesia dan FORMADAT Indonesia, dan antara WWF-Malaysia dan FORMADAT Malaysia.