PAGELARAN BUDAYA MENYINGKAP TRADISI TALANG MAMAK
Oleh Syamsidar
Pekanbaru (19/07)-Tradisi pengobatan Talang Mamak “Belelik” ditampilkan di Pekanbaru pada Sabtu, 16 Juli 2011 bertempat di Taman Budaya Riau dalam acara Senandung Anak Talang. Belelik merupakan tradisi pengobatan yang dilakukan oleh Suku Talang Mamak yang hidup di dalam dan sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh.
Masyarakat Talang Mamak meyakini alam akan baik kepada manusia jika manusia tidak mengganggunya. Hal ini tergambar dari tradisi pengobatan” Belelik” yang merepresentasikan penghormatan mereka terhadap datuk ” si penjaga hutan”. Kata ""Talang Mamak"" sendiri berasal dari kata ""talang"" yang berarti ladang dan ""mamak"" yang berarti kerabat ibu yang harus dihormati.
Datuk merupakan sebutan masyarakat lokal untuk harimau. Dalam tradisi Belelik ini, sang dukun memberikan sesajian kepada sang Datuk di antaranya 7 jenis kue, ayam panggang, telur, sirih harimau (sejenis daun sirih) dan lain-lain serta memohon kepada dewa-dewa agar penyakit dari yang sakit disembuhkan. Pengobatan tersebut dilakukan di suatu arena yang dipagari oleh berbagai jenis kayu, bambu dan daun-daunan.
Dalam area berukuran 4X4 tersebut ada beberapa tempat yang telah dipersiapkan diantaranya di bagian tengah merupakan tempat sesajian, balai tempat orang yang sakit, bumbung atau bangunan kerucut yang terbuat dari tumbuhan merambat, dan kursi yang terbuat dari tumbuhan sejenis bambu untuk dukun beristirahat selama prosesi pengobatan berlangsung. Dukun akan mengelilingi masing-masing tempat tersebut sebanyak 7 kali.
Dalam keyakinan masyarakat Talang Mamak, Dukun ketika melakukan prosesi pengobatan ini akan berubah menjadi harimau setelah ia meloncat di atas tumpukan bara api yang disiapkan di sekitar arena pengobatan tersebut. Dukun akan mengeluarkan suara seperti auman harimau dan kemudian lari ke hutan untuk melakukan ritual do’a-do’a seraya meminta kepada para dewa agar penyakit yang ada segera disembuhkan.
Tradisi yang sudah semakin jarang dilakukan ini diperkenalkan oleh WWF-Indonesia Program Riau melalui suatu pertunjukkan tradisi Belelik oleh masyarakat Talang Mamak. 18 orang Talang Mamak dari Taman Nasional Bukit Tigapuluh sengaja didatangkan ke Pekanbaru untuk mendemonstrasikan tradisi pengobatan tersebut. Selain tradisi Belelik ditampilkan juga silat Talang Mamak dan Gambus. Sebanyak tiga lagu khas Talang Mamak dinyanyikan oleh wanita pemetik dawai gambus bernama Asmara yang sengaja membuat gambus yang baru untuk dibawanya ke Pekanbaru.” Gambus lama sudah buruk,” katanya.
Asmara, ibu tiga orang anak tersebut berasal dari Dusun Bengayuan, Desa Rantau Langsat di dalam Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Dalam mengisi waktu senggangnya, ia sering memetik dawai gambus sambil menghibur anak-anak dan tetangga sedusunnya yang ditinggali oleh sekitar 15 Kepala Keluarga. Ratusan orang yang memenuhi Taman Budaya Riau terkesima oleh alunan petikan gambus yang dibawakan oleh Asmara malam itu.
Pertunjukan Senandung Anak Talang ini juga menampilkan pameran foto yang berlangsung selama tiga hari. Koleksi yang ditampilkan adalah foto-foto hasil investigasi Eyes on the Forest (EoF) mengenai kerusakan hutan Riau serta foto-foto karya para pecinta lingkungan san fotografi di Pekanbaru.