MENGENAL PEMANASAN GLOBAL BERSAMA BUMI PANDA
Oleh: Sani Firmansyah dan Natalia Trita Agnika
Isu pemanasan global saat ini hangat dibicarakan karena efeknya sudah dirasakan. Demikian pula yang terjadi di Kota Bandung, yang suhunya semakin panas. Untuk kepedulian atas isu ini, Bumi Panda mengajak sejumlah siswa dari berbagai sekolah di Kota Bandung untuk mengenal pemanasan global dan energi terbarukan (energi yang dapat diperoleh ulang). Sumber energi terbarukan merupakan sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global.
Salah satu kegiatan yang dilakukan pada Minggu (14/06) lalu tersebut adalah dengan mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Dago Bengkok, Bandung. Di sana, para siswa diperlihatkan fakta bahwa energi listrik dapat pula dihasilkan dengan cara yang ramah lingkungan. “Energi listrik tidak hanya dihasilkan oleh batu bara dan minyak bumi. Tetapi juga bisa dihasilkan oleh air. Arus air tersebut memutar turbin generator sehingga menghasilkan energi listrik yang terbarukan,” terang Pak Sandi, Petugas PLTA Dago Bengkok, Bandung.
Seusai mengunjungi PLTA Dago Bengkok, para siswa menuju Bumi Panda untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pemanasan global dan energi terbarukan. Di Rumah Edukasi Lingkungan milik WWF-Indonesia itu para siswa diputarkan sebuah film animasi berjudul “Banyu Menyalakan Kota”. Lewat kisahnya, para siswa mendapat pemahaman tentang pentingnya menghemat penggunaan energi listrik. Film tersebut juga menyampaikan pesan betapa jika manusia tidak bijak menggunakan energi maka akan semakin banyak gas emisi yang terbentuk dan menyebabkan efek gas rumah kaca yang berbahaya bagi kelestarian alam.
Dalam kesempatan tersebut pula para siswa dikenalkan dengan gerakan global, ""Earth Hour"". Gerakan publik ini berupaya mengajak masyarakat agar bijak dalam menggunakan energi listrik. “Aku pernah ikut matiin lampu di rumah waktu Earth Hour,” seru Nasya, salah satu siswa peserta kegiatan.
Para siswa kemudian diajak membuat lampu yang dapat menyala di kegelapan (Glow In The Dark). Dengan memanfaatkan barang bekas seperti botol dan plastik, adik-adik mulai melukis kreasi mereka dengan cat khusus. Setelah mengikuti rangkaian kegiatan bersama Bumi Panda, para siswa menyadari pentingnya menghemat energi dan mendapat pengetahuan tentang energi listrik terbarukan. Hal tersebut selaras dengan upaya konservasi energi yang digiatkan melalui gerakan ""Earth Hour"".