MANISNYA KOPI LAUT BERSAMA MARINEBUDDIES
Para pecinta laut di Surabaya yang tergabung dalam sebuah komunitas MarineBuddies menggelar sebuah gathering atau Kopi Laut, di mana mereka bertemu, berkumpul serta berdiskusi tentang laut di The Oak Café, Ngagel, Surabaya. Mengusung tema “Let’s Go Travel to The Seafood World”, para buddies (panggilan MarineBuddies -red) diajak mengetahui kondisi Ikan di laut yang dipaparkan oleh Dwi Ariyoga Gautama, Bycatch and Sharks Conservation Coordinator dari WWF-Indonesia.
Acara yang dimulai pada pukul 10 pagi WIB ini, sudah dipenuhi oleh buddies Surabaya dari pukul 9 pagi. Terlihat antusiasme yang sangat tinggi dari buddies Surabaya, karena yang hadir mencapai 120 orang, dari 100 kapasitas tempat yang disediakan. Selain Dwi Ariyoga, turut hadir Bapak Aidil dan juga Bapak Kustiawan sebagai perwakilan Dosen Perikanan dan Kelautan dari Universitas Airlangga, diskusi pun jadi semakin menarik.
“Segitiga rantai perdagangan hiu dan seafood, pembeli menempati posisi teratas yang berarti pembeli adalah penguasa” Tutur Yoga. “Satu tahun, Restoran Surabaya menghabiskan 24 kg sirip hiu/tahun, dan itu belum daging dan bagian tubuh lainnya,” lanjut Yoga yang memperkuat pernyataan pertamanya. Dengan memaparkan tingkat konsumsi di Surabaya, Yoga juga mengajak seluruh buddies untuk menjadi pembeli yang bijak dan cerdas, dengan bertanya darimana asal seafood yang dikonsumsi.
Kopi Laut Surabaya ini diselenggarakan atas kerjasama buddies dari mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan UNAIR pada Sabtu lalu (14/3). Kegiatan ini merupakan cikal bakal kegiatan Marinebuddies selanjutnya di Surabaya.
Dari Kapal Turun ke Piring
Minggu berikutnya (21/3), Kopi Laut hadir untuk buddies wilayah Jakarta. Kali ini buddies CMC Acropora dari Universitas Negeri Jakarta menjadi host Kopi Laut komunitas MarineBuddies di Jakarta. Berbeda sedikit dengan Surabaya, Jakarta mengusung tema “Sustainable Seafood-From Boat to Plate”. Diskusi digawangi oleh Margareth Meutia selaku Seafood Savers Coordinator dari WWF-Indonesia, Rima Demensa, si cantik pemenang Miss Scuba 2014 dan Karen Setia seorang Dive Master yang cinta mati dengan segala keindahan laut.
Seluruh buddies sangat antusias dalam diskusi yang berlangsung, salah satu pertanyaan yang menarik adalah, “Mengapa harga seafood yang eco-friendly masih terbilang cukup mahal dan bagaimana kita sebagai konsumen mendukung usaha perikanan ke arah yang lebih baik?”. Pertanyaan ini dijawab dengan baik oleh Margareth Meutia yang menyatakan bahwa harga ikan yang ditangkap/dibudi daya dengan cara yang ramah lingkungan lebih mahal dari ikan pada umumnya merupakan salah satu bentuk apresiasi kita terhadap nelayan yang telah melakukan praktik perikanan yang baik.
Selain itu, cost untuk distribusi pun lebih besar karena saat ini daerah yang melakukan pengelolaan perikanan ramah lingkungan masih jauh di luar kota-kota besar. Oleh karenanya, sebagai konsumen kita harus terus mendukung usaha-usaha perikanan yang eco-friendly ini agar semakin banyak nelayan yang memperbaiki cara tangkapnya sehingga cost untuk distribusinya pun tidak terlalu besar.
Fish N Blues, selaku retail perikanan yang eco-friendly juga hadir dan mendukung acara ini secara penuh. Membagikan salah satu produk unggulannya, Bakso Ikan Tuna kepada buddies, membuat buddies semakin bersemangat dalam diskusi agar mendapatkan Bakso Ikan Tuna tersebut.
Di akhir acara, seluruh buddies Jakarta melakukan janji serentak #BeliYangBaik untuk menjadi konsumen yang cerdas dan tidak lagi sembarangan dalam mengonsumsi seafood, lalu berani bertanya kepada penjual darimana asal seafood yang mereka konsumsi.
Berdiri sejak tahun 2008, komunitas penggiat dan pecinta laut MarineBuddies yang dilahirkan oleh WWF-Indonesia program kelautan dan perikanan ini perkuat anggotanya di lima kota. Surabaya dan Jakarta menjadi tujuan pertama MarineBuddies mengadakan gathering.
Tiga kota lain, yakni Makassar, Bali dan Medan akan menjadi target penguatan selanjutnya. Tujuan diperkuatnya MarineBuddies di lima kota ini selain untuk menyebarkan kecintaan kami terhadap laut, juga sebagai tonggak untuk menurunkan konsumsi hiu dan perdagangannya. Kita ketahui bahwa lima kota ini merupakan jalur perdagangan hiu dan konsumsi tertinggi di Indonesia. MarineBuddies akan menjadi public pressure yang kuat untuk mendekati konsumen untuk stop konsumsi hiu dan juga memilih seafood dengan bijak.
Buddies Makassar, Bali dan Medan! Are you ready?
Penulis : Ninish Fajrina (Marine Campaign and Social Media Assistant)