LEBIH BAIK BAWAL DARIPADA PENYU
Oleh Dwi Ariyoga Gautama
"Mari saatnya kita menarik rejeki", ucap Pak Asmadi sembari menyalakan mesin kapal yang dimilikinya sejak 5 tahun lalu. Jaring insang hanyut sepanjang 1.317 m dengan 3 ukuran mesh size 5,5’, 6,5’ dan 8’ (inci) telah ditebar sejak pukul 17.05 hingga 18.02 dan mulai ditarik dua jam kemudian. Bagi nelayan asal Paloh, Kabupaten Sambas, menangkap bawal putih (silver pomfrey) merupakan target utama mereka melaut. Jenis ini memiliki nilai jual yang paling tinggi di Paloh yaitu berkisar Rp 30.000-115.000 tergantung tingkatannya (grade).
Berbeda dengan trip penangkapan sebelumnya, 3 bulan kedepan Pak Asmadi bersama nelayan lainnya yaitu Pak Pendi mulai tanggal 12 April 2104 ini merupakan nelayan yang mendukung uji coba penggunaan lampu LED berwarna hijau bersama WWF, KKP dan NOAA dalam mengurangi penangkapan tidak sengaja (bycatch) penyu. Kapal Pak Asmadi malam ini belum mendapatkan giliran dalam penggunaan lampu sehingga hasil penangkapan malam ini digunakan sebagai pembanding dengan hasil penangkapan yang menggunakan lampu LED hijau. Proses pencatatan hasil tangkapan di kedua kapal penelitian tersebut dibantu oleh 1 orang observer tiap kapal yang mencatat jenis, berat dan harga jual, serta informasi penangkapan lainnya untuk setiap trip penangkapan nelayan.
Perlu dua orang dalam penarikan jaring insang ini, dilengkapi dengan sarung tangannya Pak Asmadi bersama anak buah kapal (ABK)-nya mulai menarik jaring satu persatu, dimulai dari yang berukuran 8 inci. Dalam selang waktu ±1 jam jaring terasa berat ketika ditarik. Hasil tangkapan memang belum terlihat Pak Asmadi sudah sampaikan kepada kami untuk siap-siap menangani bycatch berupa penyu.
Penyu mulai terlihat dari kegelapan. Jaring monofilament yang menjerat penyu mulai diangkat keatas kapal dan Pak Asmadi dengan cekatan mulai melepaskan jaring. Namun, dikarenakan jaring sudah tergulung dengan rumit, Pak Asmadi mulai memotong jaring satu persatu untuk melepaskan penyu tersebut. Sebelum kembali dilepaskan kelaut, observer mengidentifikasi jenis penyu dan mengukur panjang cangkang. Dilihat dari jumlah sisiknya, penyu tersebut adalah penyu lekang (Lepidochelys olivacea) dengan lengkung karapaks berukuran 47 cm. Jaring yang tersisa masih panjang, sehingga Pak Asmadi dan ABK-nya kembali menarik jaring. Namun, selang 30 menit kemudian penyu lekang lainnya ternyata juga turut tersangkut pada mesh size 8 inci dengan ukuran lengkung karapaks 48 cm.
Kedua bycatch ini sangat merugikan nelayan. Mereka harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki jaring yang rusak setiap kali terdapat bycatch penyu. Daripada penyu terus yang tertangkap lebih baik bawal yang kami dapatkan, keluh Pak Asmadi. Walaupun begitu masih ada nilai kearifan lokal bahwa nelayan tidak akan melukai penyu ketika tertangkap, sehingga sedapat mungkin nelayan di Paloh menyelamatkan penyu yang tertangkap.
Hasil uji coba penggunaan lampu LED dalam mengurangi bycatch penyu bukan merupakan hal baru. Sejak 2009, teknologi ini sudah diujicobakan di tiga negara, yaitu Meksiko, Peru dan Chili, dan menunjukan setidaknya 40-65% bycatch penyu menurun dan nilai jual (catch value) hasil tangkapan cenderung meningkat (Wang et al, 2013; Wang et al, 2010). Pak Asmadi dan nelayan Paloh lainnya berharap penggunaan lampu LED juga efektif digunakan diperairan Paloh dalam menghindari tertangkapnya penyu dan turut meningkatkan pendapatan nelayan Paloh.