LAPORAN UNEP TEGASKAN MANFAAT BESAR DARI PENINGKATAN DANA 'EKONOMI HIJAU' BAGI HUTAN HUJAN BORNEO
Jakarta (07/06)-Sebuah laporan baru: Hutan dalam Ekonomi Hijau, yang baru saja dirilis oleh United Nations Environment Program (UNEP) dalam rangka merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia menegaskan manfaat penting hutan bagi kemanusiaan, seperti yang ditemukan di kawasan Heart of Borneo (HoB).
Menekankan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini: Forests: Nature at Your Service, laporan tersebut menyatakan, investasi tambahan sebesar US $ 40 miliar dalam setahun di sektor kehutanan global mampu mengurangi deforestasi sebesar setengah kali pada tahun 2030, meningkatkan laju penanaman pohon sekitar 140 persen pada tahun 2050, dan berperan sebagai katalisator jutaan lapangan kerja baru.
Pemimpin Inisiatif Heart of Borneo dari WWF, Adam Tomasek mengatakan, perekonomian Brunei, Indonesia. dan Malaysia telah berada pada posisi yang baik untuk dapat memperoleh manfaat dari pendekatan baru 'solusi kehutanan' dalam ekonomi hijau, karena mereka sudah berkomitmen dan memberi dukungan yang signifikan terhadap konservasi dan pembangunan berkelanjutan di wilayah hutan hujan tropis yang dikenal sebagai Heart of Borneo.
""Pendekatan ekonomi hijau telah didukung secara publik oleh kepala negara dan pejabat pemerintah senior di Brunei, Indonesia dan Malaysia. Misalnya, Perdana Menteri Malaysia baru-baru ini mengadakan pertemuan pertama Global Science and Innovation Advisory Council (GSIAC) untuk Malaysia, di New York, tentang ilmu pengetahuan dan inovasi untuk ekonomi hijau. Juga di Jakarta, baru bulan lalu, Presiden Indonesia menyoroti mandat ekonomi hijau Indonesia di Business for the Environment (B4E) - salah satu konferensi tingkat tinggi dunia lingkungan.""
""Laporan UNEP merupakan tanda sambutan untuk berinvestasi di hutan sebagai alat untuk melindungi jasa ekosistem, mengatasi perubahan iklim, dan mempertinggi pertumbuhan ekonomi""katanya.
Hal tersebut tersirat dari pernyataan Wakil Sekjen PBB Direktur Eksekutif UNEP, Achim Steiner, dalam siaran pers yang dirilis bersamaan dengan laporan tersebut.
""Inisiatif Green Economy telah mengidentifikasi kehutanan sebagai salah satu dari sepuluh sektor utama yang mampu mendorong transisi ke masa depan yang rendah karbon, mengutamakan pemanfaatan sumber daya secara efisien, dan membuka peluang kerja, jika didukung oleh investasi dan kebijakan-kebijakan yang berorientasi ke depan.""
WWF meyakini bahwa di kawasan hutan hujan seluas 220.000 km2 yang disebut Heart of Borneo (HoB) ini merupakan prioritas dalam konteks alam untuk mengadopsi pemikiran ekonomi hijau menuju aksi-aksi nyata mewujudkan manfaat jangka panjang dari aspek-aspek ekonomi, ekologi dan sosial.Setahun terakhir ini, WWF bersama pemerintah negara anggota HoB serta jajaran para ahli dan mitra untuk mulai membangun pendekatan ekonomi hijau dalam rangka mewujudkan visi konservasi dan pembangunan berkelanjutan yang dinyatakan dalam Deklarasi HoB pada tahun 2007.
WWF mendesak pemerintah negara anggota HoB untuk mengembangkan dan menampilkan contoh-contoh nyata ekonomi hijau di Heart of Borneo pada Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan di Rio +20, yang akan diadakan pada bulan Juni tahun depan di Brazil. Pada momentum ini diharapkan dapat melahirkan respon baru yang lebih tegas terhadap tantangan pembangunan berkelanjutan di abad 21.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
- Adam Tomasek, Leader, Heart of Borneo Initiative, WWFTel: +62 21 5761070 Ext. 228, Fax: +62 21 5761080, E-mail: atomasek@wwf.or.id
- Christopher Greenwood, International Communications Manager, Heart of Borneo Initaitive, WWF, E-mail: cgreenwood@wwf.org.my
Catatan untuk Editor:
UNEP Media Advisory dapat diakses di:
http://www.unep.org/Documents.Multilingual/Default.asp?ArticleID=8759&DocumentID=2645&l=en
Informasi mengenai laporan UNEP Forests in Green Economy dapat diakses di: http://www.unep.org/wed/news/forestreport.asp
Deklarasi Heart of Borneo
Pada Februari 2007, pemerintah Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia menandatangani Deklarasi Heart of Borneo untuk melindungi sebuah kawasan seluas lebih dari 220.000 kilometer persegi yang terletak di tengah-tengah Pulau Borneo dan membatasi ketiga negara tersebut. Bersama mereka memberi penekanan bahwa hutan hujan tropis di kawasan ini memiliki nilai strategis baik secara global, nasional dan lokal, tidak hanya bagi penduduk yang bermukim di negara-negara tersebut tetapi bagi masyarakat global.
Deklarasi ini didukung oleh kesepakatan dan perjanjian regional dan internasional seperti Association of East Asian Nations (ASEAN), Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippines East Asia Growth Area (BIMP-EAGA), Asia-Pacific Economic Co-operation (APEC), dan the United Nations Convention on Biological Diversity (UNCBD).
Untuk informasi lebih detil, kunjungi: www.panda.org/heart_of_borneo