KONSERVASI DAN SENI BERTUTUR CERITA – KISAH MASYARAKAT DARI JANTUNG BORNEO DAN DI PENJURU INDONESIA
Oleh Cristina Eghenter dan Hermayani Putera
Konservasi berkait dengan manusia sebagaimana tentu juga berbicara tentang sumberdaya alam. Kerja konservasi adalah tentang bagaimana manusia memutuskan untuk memanfaatkan, menjaga dan mengelola sumberdaya alam untuk mempertahankan penghidupan mereka di masa kini dan di masa depan. Kesuksesan konservasi bergantung pada terbangunnya hubungan yang baik antara manusia dan alam, dengan adanya kemitraan dan kolaborasi yang baik. Cerita, dibanding sekedar berbagai indikator keberhasilan, mampu menangkap dimensi hubungan antara manusia dan alam dan merupakan sebuah cara mengomunikasikan upaya konservasi secara lebih efektif. Cerita yang bagus dapat mendukung konservasi.
Inilah semangat yang mendasari para staf WWF-Indonesia untuk menulis sebuah buku mengenai konservasi dan masyarakat dalam rangka menggambarkan 50 tahun perjalanan WWF-Indonesia sebagai organisasi konservasi. Buku tersebut berjudul Masyarakat dan Konservasi: 50 Kisah yang Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia.
Proses penulisan buku memakan waktu hingga satu tahun untuk penyelesaiannya karena para penulisnya, para penutur cerita-cerita yang memberi inspirasi tersebut, juga merupakan pekerja konservasi yang bertanggung jawab untuk menyukseskan upaya konservasi di lapangan, sungguh penutur cerita yang penuh dedikasi dan sibuk!
Kumpulan cerita di buku tersebut mengisahkan berbagai pengalaman mengatasi tantangan dalam pengelolaan konservasi, perlindungan keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem, kesetaraan sosial, partisipasi yang efektif, keuntungan ekonomi, tata kelola yang baik dan kepemimpinan lokal yang berinteraksi dengan masyarakat dan mitra lainnya di tataran lokal. Ditambah lagi, tantangan konservasi menjadi semakin nyata ketika bekerja di kawasan yang 70% rentan terhadap bencana alam. Dalam kondisi semacam ini, bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal dan pemegang hak (rightholder) merupakan sesuatu yang esensial.
Masyarakat merupakan garis depan dari konservasi dan perlu menjadi mitra kunci dalam konservasi. Konservasi adalah untuk pembangunan berkelanjutan dan masyarakat adat dan masyarakat lokal perlu menjadi bagian dari proses sebagai penerima manfaat utama. Inilah pesan mendasar dari 50 cerita ini.
Cerita dari Heart of Borneo, Ujung Kulon, Papua, Aceh dan Sumatra, Lombok dan Timor, kawasan konservasi perairan Solor Alor dan lain-lain, ingin berbagi dan menginspirasi, menghantarkan semangat inovasi yang terus menerus dan dinamika yang ada menjadikannya sebagai pendekatan dan praktik terbaik. Lebih penting lagi, cerita-cerita tersebut menggarisbawahi bagaimana kepercayaa dan hubungan yang baik dapat menjadi sebuah fondasi dari suksesnya kemitraan dalam rangka mendorong konservasi dan perubahan nyata di lapangan.
18 dari 50 cerita berasal dari kawasan Heart of Borneo. Tidak saja banyak kerja konservasi dari penelitian hingga eksperimen pengelolaan kawasan konservasi, dari ekowisata berbasis masyarakat hingga penguatan kapasitas di tingkat desa, dari restorasi habitat-habitat kunci untuk orangutan hingga pemberdayaan perempuan yang dilaksanakan di sana, tetapi sebagian dari kerja inovatif untuk konservasi nilai sosial yang tinggi dari tahun ke tahun datang dari kawasan Heart of Borneo. Salah satunya adalah FORMADAT: Konservasi dan Pembangunan Berkelanjutan di sepanjang perbatasan (antara Indonesia dan Malaysia), yang dipilih oleh sebuah acara talkshow nasional, Kick Andy, untuk menceritakan kerja-kerja WWF bersama masyarakat dan konservasi, dan juga menghadiahi buku ini untuk Indonesia.