KOLABORASI UNTUK MELINDUNGI HUTAN DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Hutan memiliki peranan penting bagi kehidupan di bumi. Keberadaan hutan membantu menjaga iklim kita tetap stabil, menyerap karbon dioksida, dan melepaskan oksigen. Hutan mengatur pasokan air kita dan meningkatkan kualitasnya. Hutan juga menyediakan rumah bagi lebih dari setengah spesies di daratan dan menyimpan keanekaragaman hayati yang begitu kaya dan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar.
Sayangnya, keberadaan hutan semakin terancam dengan meningkatnya populasi dan kebutuhan lahan, serta perubahan iklim. Untuk menjawab kebutuhan pelestarian hutan yang kian mendesak, Pigeon dan WWF bermitra bersama untuk mendukung upaya rehabilitasi/restorasi hutan di Nagari Muaro Sungai Lolo, Provinsi Sumatera Barat dan meningkatkan kesadaran akan konservasi hutan.
Program rehabilitasi hutan dilakukan dengan skema NEWtrees. Biasanya, pada awal program, tim di lapangan merangkul para petani yang terhimpun dalam kelompok-kelompok yang sudah ada. Mereka terlibat dalam kerja sama partisipastif menentukan lokasi tanam berdasar peta lahan kritis, data kerentanan pergeseran tanah, status lahan, dan kepemilikan.
Namun di nagari ini, hal tersebut tidaklah cukup. Proses kegiatan rehabilitasi/restorasi ini diawali dengan diskusi yang hangat dengan tokoh adat/ninik mamak, Kelompok Tani Kampar Saiyo, dan perwakilan masyarakat. Para datuk pemangku adat memberikan koreksi. Kesepakatan harus dibuat bukan hanya dengan kelompok tani, tapi dengan kolektif yang lebih besar, yaitu suku. Status mayoritas tanah di Sumatra Barat adalah wilayah adat. Dalam lingkup nagari yang lebih kecil, ia menjadi tanah ulayat yang hak penguasaannya berada di tangan suku. Nyaris tidak ada tanah yang dimiliki secara pribadi. Bekerja sama dengan petani, artinya harus juga bekerja sama dengan suku di mana masing-masing petani menjadi anggota suku karena petani akan mempergunakan tanah yang bukan milik pribadinya. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, ada sekitar 5.000 bibit yang ditanam di lahan kiritis seluas 50 Ha. Jenis tanaman tersebut terdiri dari durian (Durio zibethinus), manggis (Diospyros malabarica), duku (Lansium sp.), dan alpukat (Persea americana).
Kegiatan rehabilitasi/restorasi dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar dengan luasan sekitar 50 Ha. Setelah melakukan penanaman, pertumbuhan tanaman dimonitor melalui kegiatan geotagging. Kegiatan ini tidak hanya melihat tanaman hidup atau mati, tetapi juga mengukur pertumbuhan tanaman dengan cara mengukur tinggi tanaman, keliling batang, mengambil titik kordinat, foto, dan beberapa data lainnya. Data tersebut dapat dilihat oleh publik melalui laman web map.newtrees.org.
Selain rehabilitasi hutan, kemitraan dengan Pigeon juga berfokus pada peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat lokal melalui Workshop Microfinance tentang pengelolaan keuangan skala rumah tangga. Hal ini dirasa sangat penting dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan para ibu dalam mengatur dan mengelola keuangan rumah tangga untuk menuju taraf kehidupan yang lebih baik. Kegiatan ini diikuti oleh 51 Ibu Rumah Tangga dengan Pemateri Halkadri Fitra, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Dalam proses workshop ini, peserta juga dibagikan kuesioner yang berhubungan dengan keuangan skala rumah tangga.
Para ibu sangat antusias dalam mengikuti workshop ini, terbukti dari banyaknya peserta yang hadir dan pertanyaan yang diberikan kepada pemateri. Mayoritas peserta yang hadir berusia 31-40 tahun dan sebagian besar adalah ibu rumah tangga atau tidak ada pekerjaan lain. Sekitar 60% peserta hanya tamat Sekolah Dasar dan 9,80% menyelesaikan pendidikan hinga jenjang SMA. Di nagari ini juga sudah terbentuk Kelompok Tani Wanita yang fokus dalam penanaman tanaman obat dan sayuran untuk kebutuhan keluarga.
Dari hasil asesmen yang telah dilakukan, secara umum masyarakat sudah mengetahui dan mengerti tentang bagaimana mengelola keuangan rumah tangga, bagaimana membatasi uang keluar untuk hal yang tidak perlu, pentingnya menabung untuk masa depan, dan hal hal lain yang bermanfaat untuk mencapai kesejahteraan masa depan.
Dalam sesi worskhop dan diskusi, pemateri juga memberikan pemahaman dan masukan terkait cara mengelola keuangan, cara menabung, investasi, dan pentingnya pendidikan bagi generasi anak-anak yang ada di dalam anggota keluarga. Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan nagari ini dari ancaman kerusakan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Muaro Sungai Lolo.